Korut Luncurkan Rudal Antarbenua Sejauh 1.000 Km dan Setinggi 4.500 Km

Korut Luncurkan Rudal Antarbenua Sejauh 1.000 Km dan Setinggi 4.500 Km

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 29 Nov 2017 10:37 WIB
Warga Jepang menonton berita uji coba rudal Korut (REUTERS/Toru Hanai)
Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) meyakini rudal balistik yang baru saja diluncurkan Korea Utara (Korut) merupakan jenis rudal balistik antarbenua atau ICBM, Hwasong-14. Rudal itu disebut mengudara sejauh 1.000 kilometer dan setinggi 4.500 kilometer, lebih tinggi dari uji coba sebelumnya.

Disampaikan Pentagon, seperti dilansir Reuters dan AFP, Rabu (29/11/2017), AS, Jepang dan Korsel sepakat bahwa rudal yang baru diluncurkan Korut ini merupakan sebuah rudal ICBM.


AS menyebut rudal ini mengudara sejauh 1.000 kilometer sebelum jatuh ke perairan Jepang, tepatnya di dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Sedangkan militer Korsel dalam pernyataannya menyebut rudal Korut itu diluncurkan dengan rute yang cukup curam, sehingga mampu mencapai ketinggian hingga 4.500 kilometer dan mengudara sejauh 960 kilometer sebelum jatuh ke perairan Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera menyebut rudal Korut itu mengudara selama 53 menit pada ketinggian di atas 4.000 kilometer dan memisahkan diri sebelum jatuh ke perairan mereka. Onodera juga menyebut rudal yang diluncurkan itu diyakini rudal ICBM jika diamati dari rutenya yang tinggi, yang tidak biasa.

"Rudal ini mencapai ketinggian lebih tinggi dari peluncuran sebelumnya yang telah mereka lakukan," ujar Menteri Pertahanan AS, James Mattis, kepada wartawan di Gedung Putih.


Secara terpisah, seorang pejabat pada Kepala Staf Gabungan Korsel menyebut rudal ICBM yang baru diluncurkan ini merupakan jenis Hwasong-14, yang pernah diuji coba dua kali pada Juli lalu -- pada 4 Juli dan 28 Juli. Perlu diketahui bahwa rudal ICBM yang diluncurkan 4 Juli lalu diklaim mencapai ketinggian 2.802 kilometer dan mengudara sejauh 933 kilometer. Sedangkan yang diluncurkan 28 Juli diklaim mengudara selama 47 menit dan 12 detik, dengan ketinggian maksimum 3.724,9 kilometer dan terbang sejauh 998 kilometer.

Para pengamat memperkirakan rudal ini memiliki jangkauan yang sangat jauh jika diluncurkan secara normal. "Jika angka-angka ini benar, maka jika diluncurkan pada rute standar bukannya rute tinggi seperti ini, rudal ini akan mencapai jangkauan lebih dari 13 ribu kilometer ... Rudal semacam itu lebih dari cukup untuk menjangkau Washington DC dan faktanya mampu menjangkau bagian AS manapun," sebut Union of Concerned Scientist.


Namun belum diketahui pasti seberapa banyak muatan yang mampu dibawa rudal itu. Tidak diketahui juga apakah rudal itu telah mampu membawa hulu ledak nuklir yang besar dengan jarak sejauh itu.

Dalam pernyataannya, Pentagon menegaskan rudal ICBM Korut ini tidak memberikan ancaman terhadap wilayah Amerika Utara, daratan utama AS, maupun terhadap wilayah negara sekutu-sekutu AS. "Komitmen kami terhadap pertahanan sekutu-sekutu kami, termasuk Republik Korea dan Jepang, dalam menghadapi ancaman semacam ini, tetap kokoh," tegas Pentagon dalam pernyataannya.

"Kami tetap bersiap mempertahankan diri kami dan sekutu-sekutu kami dari serangan atau provokasi apapun," imbuh pernyataan itu.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads