Pandangan ini didapatkan Ginandjar setelah melakukan serangkaian pembicaraan dengan para senior Partai Golkar lain. Kondisi kritis Golkar, disebut Ginandjar, harus segera diperbaiki oleh sosok ketua umum baru yang bersih. Menurutnya, itu ada pada diri Airlangga.
"Untuk memimpin gerakan pembaharuan total itu harus dipilih sebagai Ketua Umum Golkar tokoh yang tepat, dan yang paling dapat diterima oleh masyarakat Golkar yaitu Airlangga Hartarto," ujar Ginandjar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini enam pandangan Ginandjar soal krisis Golkar dan Airlangga sebagai sosok pemimpin baru Golkar:
1) Krisis kepemimpinan Golkar saat ini harus dijadikan momentum untuk mengadakan reformasi total Partai Golkar melalui munaslub.
2) Untuk itu, diperlukan pemimpin yang reformis, dengan track record yang jelas, tidak pernah terlibat kasus korupsi, atau memakai posisi partai untuk keuntungan diri dan menjadikan partai seperti milik pribadi dan kelompok, serta mempertahankan penguasaan atas partai dengan cara apa pun, termasuk membungkam perbedaan pendapat dengan pemecatan dan ancaman.
3) Untuk memimpin gerakan pembaruan total itu harus dipilih sebagai Ketua Umum Golkar tokoh yang tepat, dan yang paling dapat diterima oleh masyarakat Golkar adalah Airlangga Hartarto.
4) Untuk menghindari ganasnya pembelian suara dalam munaslub, tanpa mengurangi hak demokrasi, sebaiknya hanya satu calon yang didorong, sebagai hasil konsensus yang paling dapat diterima oleh para elite partai di pusat maupun daerah.
5) Namun harus dihindari deal atau kompromi untuk mengakomodasi tetap bertahannya orang-orang yang selama ini menjadi penyebab atau memiliki andil dalam proses pembangkrutan nilai-nilai moral dan perusakan tatanan organisasi partai.
6) Munaslub ini harus melahirkan tekad dan semangat baru dalam Golkar untuk menjadi partai yang bersih, berwibawa, dan dipercaya oleh rakyat Indonesia. (gbr/tor)











































