Sebanyak 105 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 500 orang dari Desa Duda mengungsi di beberapa Banjar di Desa Antiga Kelod. Kebanyakan mereka adalah para pengungsi yang pernah menempati lokasi pengungsian, pada 22 September lalu. Mereka adalah warga sekitar Gunung Agung yang berjarak sekitar 8 km dan merupakan zona berbahaya gunung berapi.
Pantauan detikcom di Banjar Yeh Malet, para pengungsi menempati Balai Banjar berukuran 10x20 meter persegi. Mereka tidur hanya beralaslan karpet dan tikar. Untuk dinding sebagai penyekat udara dingin hanya terpal yang di pasang keliling Balai banjar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Made Dharma, ada beberapa lokasi yang diperuntukan sebagai tempat pengungsian. Antara lain di Banjar Yeh Malet, Banjar Pangitebel, Banjar Pengalon dan Bengkel. Kebanyakan para pengungsi ijin adalah
"Kita masih mengumpulkan data di lapangan jumlah fix mereka. Kita tampung. Sampai saat ini masih belum ada instruksi dari pemerintah terkait penanganan para pengungsi. Kita masih bingung," tambahnya.
Pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan aktivitas Gunung Agung meningkat dari hari ke hari. Erupsi pertama terjadi pada 21 November 2017 dan aktivitasnya terus meningkat.
"Hari ini terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung, baik dilihat dari data instrumen maupun dari visual. Dari pengamatan visual sudah kelihatan letusan yang pertama pada 21 November yang diikuti dengan lontaran abu vulkanik. Kemudian beberapa kali erupsi atau letusan hingga ketinggian yang terakhir itu mencapai 3.400 meter dari puncak," kata Kepala PVMBG Kasbani dalam keterangan tertulis, Senin (27/11/2017).
Selama 1 minggu ini, aktivitas Gunung Agung terpantau meningkat. Selain aktivitas vulkanik, aktivitas kegempaan tremor sering terjadi. (asp/asp)











































