Bunda Sitha tiba di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2017) pukul 10.00 WIB. Dia mengenakan blus cokelat muda terbalut rompi oranye tahanan KPK. Tangan kirinya menyangga kruk.
Saat ditanya mengenai kondisi kakinya, Bunda Sitha hanya menjawab singkat. "Iya (keseleo). Iya (saat olahraga)," kata Sitha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, dia akan menggandeng pengusaha yang juga orang kepercayaannya, Amir Mirza Hutagalung, untuk 'berduet' di Pilwalkot Tegal periode 2019-2024. Namun niatnya kandas karena terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Sitha dan Amir terjaring operasi tangkap tangan (OTT) bersama Direktur Keuangan RSUD Kardinah Cahyo Supriadi pada Selasa (29/8) lalu. Dalam OTT diamankan uang Rp 200 juta di rumah Amir yang dijadikan posko pemenangan mereka. Sementara itu, Rp 100 juta dikirimkan ke rekening Amir. Masing-masing Rp 50 juta ke rekening di Bank BCA dan Rp 50 juta ke rekening di Bank Mandiri.
Baca juga: Bunda Sitha Kembali Diperiksa KPK |
KPK menduga total keseluruhan suap yang diterima keduanya adalah Rp 5,1 miliar. Sebanyak Rp 1,6 miliar dari jasa pelayanan rumah sakit dengan indikasi diterima dalam rentang waktu Januari-Agustus 2017. Kemudian duit fee dari proyek-proyek di Pemkot Tegal sekitar Rp 3,5 miliar dalam rentang waktu Januari-Agustus 2017.
Terakhir kali, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan penyidik mendalami dugaan pembiayaan kegiatan safari politik Sitha. Beberapa orang pun dipanggil untuk menggali keterangan tersebut. Seperti tim sukses Bunda Sitha, anggota Dewan Pengawas PDAM Kota Tegal Ahmad Firdaus Muhtadi, dan Ketua DPC Partai Hanura Kota Tegal Abas Toya Bawazier. (nif/dhn)