Kebijakan ini disambut baik warga sekitar Flyover Janti Yogyakarta, karena memang penutupan perlintasan sebidang ini merugikan warga. Apalagi jalan ini adalah akses vital mereka, baik dalam hal ekonomi, pendidikan dan akses lainnya.
"Setuju kalau memang benar ada underpass, sehingga ekonomi warga bisa hidup lagi," kata seorang pedagang kaki lima di bawah Flyover Janti Yogya, Astawan (47) saat ditemui detikcom, Kamis (16/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang omset saya menurun 80 persen, tidak ada yang beli. Saat ini paling yang beli pelanggan-pelanggan lama semua, tidak ada pelanggan baru. Karena yang lewat sini kan tidak ada, makanya tidak ada pelanggan baru," ucapnya.
Astawan menambahkan tidak hanya pedagang yang keberatan dengan penutupan perlintasan sebidang ini, tetapi mayoritas warga di sekitar Flyover Janti juga menolak. Karena kini permukiman mereka tak lagi strategis seperti dulu.
![]() |
"Kalau akses susah akan merepotkan.Makanya kami menyambut baik rencana itu (pembangunan underpass)," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, perlintasan sebidang di bawah Flyover Janti ditutup sejak akhir Oktober lalu. Kebijakan ini diprotes warga. Lalu Kemenhub mengambil jalan tengah dengan kemungkinan memberikan akses pengendara sepeda motor untuk melintas. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini