"Selama proses (cerai) berlangsung, pelaku telah mengajukan beberapa kali ancaman kepada almarhumah akan membunuh almarhumah dan keluarga sehingga terjadilah kejadian seperti ini," ujar anggota keluarga Letty, Gulfan Afero, lewat pesan singkat, Kamis (9/11/2017).
Gulfan mengatakan sang adik, Letty, meminta cerai karena tak tahan akan sikap Helmi yang kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Bahkan Letty pernah dipukuli hingga sekujur tubuhnya lebam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letty pun sudah melaporkan kasus KDRT yang dialaminya itu ke polisi. Dia juga sudah menjalani visum.
"Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum. Setelah itu, dr Letty mengajukan proses gugatan cerai," katanya.
Gulfan, yang bekerja sebagai konsuler KBRI di London, mengatakan Letty pun sudah tak tahan hidup bersama Helmi. Untuk itu, Letty tetap berkeras mengajukan cerai.
"Suami memang meminta tidak mau cerai. Namun dr Letty sudah tidak sanggup sehingga proses bergulir terus," katanya.
Saat diperiksa polisi, Helmi mengakui melakukan KDRT terhadap istrinya. Tak hanya kasus KDRT, Helmi juga pernah dilaporkan atas dugaan pemerkosaan terhadap karyawan Klinik Azzahra, tempat istrinya berpraktik.
"Dia pernah dilaporkan memperkosa karyawan Klinik Azzahra," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana kepada detikcom.
Letty tewas ditembak sebanyak 6 kali saat sedang berpraktik di Klinik Azzahra Medical, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, pukul 14.30 WIB tadi. Letty pun tewas seketika di lokasi kejadian akibat tembakan membabi buta Helmi itu.
Setelah melakukan penembakan, Helmi kemudian ke Polda Metro Jaya untuk menyerahkan diri. Di pintu masuk penjagaan, Helmi mengaku telah melakukan penembakan.
Polisi kemudian memeriksa pelaku di pintu masuk Polda Metro Jaya. Polisi menemukan dua pucuk senjata api yang dibawa di dalam tas pelaku saat itu. (ams/tor)