"1 juta lo (penduduk ber-KTP ganda), datanya kami ada," kata Tjahjo kepada wartawan seusai Seminar dan Serasehan Budaya 'Pencasila dan Kebudayaan' di Lantai II Gedung Pusat UGM, Senin (6/11/2017).
Menurutnya, pemilik KTP ganda ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyebabnya paling banyak karena saat berpindah alamat orang tersebut tidak melapor dan tidak menghapus KTP yang lama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena tidak melapor saat pindah alamat, penyebab lainnya karena banyaknya TKI maupun pelajar Indonesia yang menimba ilmu di luar negeri yang tidak mengurus KTP. Kebanyakan dari mereka belum melakukan perekaman e-KTP.
"1 juta (penduduk) yang menjadi problem," jelasnya.
Tjahjo menerangkan, salah satu cara mengatasi kepemilikan KTP ganda dan masih adanya warga yang belum melakukan perekaman e-KTP yakni dengan mendatangi kediaman warga satu per satu. Cara seperti ini sudah diterapkan di Kota Surabaya.
"(Sehingga tahu) siapa di sini warga baru, yang belum merekam (e-KTP) siapa," terangnya.
Sementara untuk TKI yang berada di luar negeri, lanjut Tjahjo Kemendagri sudah bekerjasama dengan Kemenlu dan datang langsung ke Jeddah, Arab Saudi beberapa waktu lalu. Tujuannya untuk melakukan pendataan TKI yang belum melakukan perekaman.
"Kami mendorong mereka supaya yang sekolah, yang bekerja itu mendaftar. Supaya nanti pileg dan pilpres dia bisa punya hak pilih," sebutnya.
"Harus dua pihak, pemerintah jemput bola dan masyarakat juga pro-aktif. Karena tiap tahun ada problem KTP, 1,5 juta per tahun dari remaja yang menginjak umur 17, dia harus punya e-KTP. Ini 1,5 juta per tahun siklusnya luar biasa," pungkas dia. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini