Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (6/11/2017), militer Israel menekankan bahwa kelima jenazah itu ditemukan di wilayah Israel, bukan di wilayah Gaza.
"Kami jelas memiliki jenazah lima teroris ini. Semuanya tewas di wilayah Israel, bukan di Jalur Gaza," tegas juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus, kepada AFP. Tidak dijelaskan lebih lanjut kapan jenazah-jenazah militan itu akan dikembalikan ke Hamas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua dari 12 militan yang tewas merupakan anggota sayap militer Hamas, militan yang berkuasa di Gaza. Sedangkan 10 militan lainnya merupakan anggota kelompok Islamic Jihad yang pada Jumat (3/11) lalu, mengakui lima anggotanya terjebak di dalam terowongan.
![]() |
Israel meledakkan terowongan bawah tanah itu pada 30 Oktober lalu, setelah memantaunya selama beberapa waktu. Dinyatakan Israel, pihaknya tidak memiliki pilihan selain mengambil tindakan tegas setelah 'terjadi pelanggaran kedaulatan Israel yang tidak bisa diterima'.
Hamas diketahui sebelumnya memanfaatkan terowongan bawah tanah semacam itu untuk melancarkan serangkaian serangan.
Jenazah dua tentara Israel yang tewas dalam konflik Gaza tahun 2014, diyakini masih 'ditahan' oleh militan Gaza. Tiga warga sipil Israel juga diyakini telah masuk ke Gaza dan ditahan oleh Hamas. Awal tahun ini, Israel menyatakan pihaknya akan menahan jenazah-jenazah militan yang tewas dalam serangan, untuk menekan Hamas, agar bersedia mengembalikan jenazah tentaranya yang ditahan dan memulangkan warga sipil Israel yang hilang itu.
Secara terpisah, baik Hamas maupun Islamic Jihad menolak membahas kesepakatan apapun dengan Israel. "Kami tidak akan menerima penjajah (Israel-red) memeras kami dan menggunakan isu ini untuk mendapatkan informasi soal tahanan Israel," tegas juru bicara Islamic Jihad di Gaza.
"Ini hanya akan memperkuat tekad kami untuk menegakkan opsi perlawanan dan terus menggunakan semua cara yang ada untuk membela rakyat kami," ucap juru bicara Hamas, Fawzy Barhoum, dalam pernyataannya.
(nvc/ita)