"Tindakan jahat ini terjadi saat para korban dan keluarga mereka sedang berada di tempat ibadah mereka. Hati kita hancur," ujar Trump yang tengah berada di Jepang, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (6/11/2017).
Trump menyatakan pemerintahnya akan "memberikan dukungan penuh bagi negara bagian Texas dan semua otoritas lokal untuk menyelidiki kejahatan mengerikan ini".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penembakan brutal tersebut terjadi di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, sekitar 50km dari kota San Antonio pada Minggu (5/11) pagi waktu setempat. Penembakan itu terjadi saat kebaktian tengah berlangsung.
Pelaku penembakan dilaporkan mengenakan pakaian serba hitam dan memakai rompi antipeluru. Selain menewaskan setidaknya 26 orang, puluhan orang lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Otoritas AS belum mengidentifikasi pelaku penembakan, namun media-media menyebutnya sebagai Devin Patrick Kelley, pria berumur 26 tahun yang telah dipecat dari Angkatan Udara. Pria itu juga ditemukan tewas usai penembakan brutal tersebut.
Belum diketahui motif perbuatannya. (ita/ita)