"Kita ingin kembangkan investasi yang sangat masif di bidang infrastruktur. Ke depan kita ingin juga melibatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam bentuk public private ownership," papar Sandiaga di Masjid Al Ikhlas, Cipete, Jakarta Selatan, Minggu (5/11/2017).
Sandiaga juga menginginkan semua model transportasi di Jakarta saling terintegrasi, misalnya kereta dengan TransJakarta. Gagasan Sandiaga ialah membangun halte-halte TransJ yang berdekatan dengan stasiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekadar informasi, Arcadis, kelompok desain, rekayasa teknologi, dan konsultan, merilis 2017 Sustainable Cities Mobility Index, dan Jakarta menduduki urutan ke-89 dari 100 kota.
Posisi Jakarta masih lebih bagus dibanding dengan beberapa kota di Asia Tenggara misalnya, Bangkok (92), Kuala Lumpur (95), dan Hanoi (96). Tapi, Jakarta jauh tertinggal di bawah Singapura yang berada di posisi ke-8.
Penilaiannya menggunakan tiga katagori yaitu masyarakat yang meliputi keamanan, akses, pemeliharaan, dan jumlah penumpang, planet terkait catatan lingkungan, kemacetan, keterlambatan, infrstruktur pesepeda, polusi udara, dan profit mencakup keuangan publik, keterjangkauan, kesehatan ekonomi.
Mengomentari hal itu, Sandiaga mengatakan akan terus bekerja keras agar peringkat Jakarta menjadi lebih bagus. Tapi menurutnya, posisi ke-89 bukan suatu hal yang baik.
"Pasti, kita harus kerja keras. Alhamdulillah rangking kita di atas Bangkok, Hanoi. Tapi kalau 89 dari 100 sih papan bawah ya. Hampir degradasi kalau di sepak bola. Saya maunya paling nggak di papan zona aman, malah papan atas," tuturnya. (bag/bag)