Mirip Kelenteng, Masjid Cheng Ho Simbol Toleransi Warga Sumsel

Mirip Kelenteng, Masjid Cheng Ho Simbol Toleransi Warga Sumsel

Raja Adil Siregar - detikNews
Jumat, 03 Nov 2017 14:31 WIB
Masjid Cheng Ho (raja/detikcom)
Palembang - Bagi yang tak terbiasa, bisa jadi masyarakat mengira sebuah bangunan di Lima Belas Ulu, Jakabaring, Sumatera Selatan (Sumsel), sebagai kelenteng. Tapi ternyata bangunan itu merupakan sebuah masjid yang menjadi pusat kegiatan muslim di kawasan tersebut.

"Jadi arsitek masjid memang dibangun dengan konsep perpaduan antara Tionghoa dan konsep Islam sebagai bentuk toleransi umat beragama saat ini," kata seorang budayawan Palembang, Anwar Becak, Jumat (3/11/2017).

Masjid yang diberi nama Masjid Cheng Ho ini menjadi bukti toleransi dan keberagaman di Bumi Sriwijaya. Bahkan sampai Sumatera Selatan disebut sebagai provinsi 'Zero Konflik' karena menjunjung tinggi perbedaan.
Mirip Klenteng, Masjid Cheng Ho Simbol Toleransi Warga Sumsel

Selain menjadi sarana tempat ibadah, Masjid Cheng Ho menjadi salah satu pusat diskusi masyarakat sekitar dari berbagai golongan. Berbagai kegiatan masyarakat sering menghiasi masjid di kala peringatan hari besar, baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sini juga ada rumah imam masjid dan para penghafal Alquran," ujar pria yang akrab dipanggil Yai Back itu.

Menurutnya, keberadaan Masjid Cheng Ho tidak hanya mencerminkan tokoh Islam Tiongkok pada masa itu. Ada pula pesan keberagaman dan terjalinnya hubungan baik antara masyarakat keturunan Tionghoa dan masyarakat lokal.

"Palembang ini banyak etnis, ada Tionghoa, Arab, dan beberapa etnis lagi yang sudah ikut menyebarkan ajaran Islam. Keberagaman etnis ini menjadi kekayaan bagi Sumsel, terutama Kota Palembang, dengan menjunjung tinggi toleransi," tuturnya.

Sebagai simbol penyebaran agama Islam di Bumi Sriwijaya, Yai Beck menyebut masyarakat Palembang sangat mengenal sejarah berdirinya Masjid Cheng Ho sehingga sampai saat ini masih menjadi simbol keberagaman di kota Palembang.

"Masjid Cheng Ho itu bukti sejarah dari Kerajaan Sriwijaya sampai Tiongkok. Kalau kampung Almunawar itu sejarah dari keturunan atau tokoh Arab. Semua di sini berbaur dan tidak pernah merasa ada perbedaan," cerita Yai Back.

Dari pantauan detikcom, masjid mulai dipenuhi masyarakat saat akan menjelang salat Jumat. Masyarakat berbondong-bondong untuk menunaikan ibadah menuju masjid yang kental akan warna merah dan aksara Tionghoa ini. Ada 7 tiang sebagai penyangga atap masjid dengan ketinggian 17 meter yang menyimbolkan jumlah rakaat solat. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads