Pertemuan ini dibenarkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi. Hasyim datang sekitar pukul 10.00 WIB, didampingi salah satu anggota Komisi IX dari Fraksi Gerindra, Suir Syam. Pertemuan itu berlangsung selama sekitar 30 menit di ruangan Menteri Nila.
"Betul, bahas ya itulah soal ikan-susu. Bagus cair pertemuannya," ujar Oscar saat berbincang via telepon, Kamis (2/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Oscar mengatakan pertemuan antara adik Prabowo dan Menkes itu berlangsung cair. Dia minta tidak ada dikotomi antara konsumsi ikan dan susu.
"Nggak ada dikotomi, maksud Ibu itu jelas bahwa apa pun bisa termanfaatkan, tadi saya katakan dengan pola gizi seimbang tentu susu bagus. Ibu menyarankan bukan hanya anak SD, tapi juga orang tua. Sebenarnya bukan soal setuju-tidak setuju, persoalannya di sini kan tangkapan yang mungkin miss aja, intinya minum susu baik, makan ikan baik, yang nggak baik kalau nggak makan dua-duanya," tegasnya.
Sebelumnya, ide Revolusi Putih ini mencuat lagi saat Hashim menyampaikan ide Prabowo tersebut kepada Gubernur DKI Anies Baswedan. Revolusi Putih sendiri sudah muncul sejak Pemilihan Presiden 2009, saat Prabowo menjadi calon wakil presiden. Prabowo tak hanya memberikan susu kambing gratis, tapi juga biaya pendidikan.
Menkes Nila lalu sempat berkomentar soal wacana ini. "Saya agak nggak setuju. Susu kalian tahu dapat dari mana? Dari sapi. Cukup nggak sapi kita? Sebanyak 250 juta penduduk mesti dapat dari mana?" kata Menkes di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, pada Kamis, 26 Oktober 2017.
Menurut Nila, susu bisa digantikan ikan, yang juga kaya akan protein. Jumlah ikan di Indonesia lebih banyak ketimbang sapi perah. "Jadi kalian harus mau makan ikan. Bu Susi (Menteri Perikanan dan Kelautan) sudah capek-capek nenggelamin kapal (pencuri ikan), masak kalian tidak mau makan ikan?" ujar Nila. (ams/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini