"Ucapan terima kasih saya juga kepada masyarakat Surabaya dan para staf saya untuk kerja kerasnya dan apa yang telah kita kerjakan bersama sejauh ini," kata Risma dalam sambutan singkat saat menerima penghargaan itu di One UN Plaza, Hotel Millennium, New York, Senin (30/10/2017) malam waktu setempat.
![]() |
Surabaya menjadi satu di antara tiga kota di dunia yang menerima penghargaan 'The Sustainable Cities and Human Settlements (SCAHSA)' besutan GFHS itu untuk kategori yang sama. Dua kota lainnya adalah Mannheim, Jerman, dan Wuyi, China. GHFS sendiri didukung penuh oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Risma, penghargaan bukanlah tujuan utama. Yang terpenting adalah memperbaiki kualitas lingkungan di Kota Surabaya supaya menjadi lebih baik. Upaya tersebut tidak boleh berhenti sedetik pun. Apalagi kota-kota lain di dunia sudah punya langkah lebih maju.
"Kota-kota lain, seperti Mannheim, tadi itu memang kota yang sudah maju. Dari negara maju pula. Tetapi kami tidak mengenal kata 'menyerah' karena, meskipun dengan segala keterbatasan, kami akan berusaha terus untuk bekerja keras untuk, sekali lagi, bukan hanya award, tapi untuk memperbaiki kualitas lingkungan supaya generasi di masa mendatang bisa merasakan kualitas pembangunan Kota Surabaya yang baik," imbuh Risma.
![]() |
Ia juga berbagi tips kepada kepala daerah lain di Indonesia yang ingin membuat kotanya seperti Surabaya. Mereka harus bekerja keras dan punya kemauan untuk maju serta menjaga serta melestarikan lingkungan.
"Jadi kita tidak bisa menghabiskan untuk saat ini. Kita terus menjaga dan melestarikan lingkungan. Itulah yang nantinya akan anak-cucu kita nikmati," pungkasnya.
Setelah menerima penghargaan ini, Risma dijadwalkan menjadi pembicara dalam forum GFHS, Selasa (31/10) ini. Ia akan membawakan tema 'Innovation on Effectively Planning and Design and Managing Urban Spatial Development'. (irw/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini