Seperti dilansir AFP, Rabu (25/10/2017), Duterte menerima persenjataan itu saat mengunjungi kapal militer Rusia yang sedang berlabuh di Manila.
Usai mengelilingi kapal perang Rusia bernama Admiral Panteleyev, Duterte menerima sekitar 5 ribu senapan Kalashnikov bersama amunisinya dan 20 truk militer dari Rusia. Senjata dan truk itu ditujukan untuk militer Filipina yang disebut tak banyak memiliki persenjataan canggih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Filipina dianggap sebagai mitra prospektif dan penting di Asia Tenggara dan lingkar Asia-Pasifik secara umum," sebut Kementerian Pertahanan Rusia mengutip pernyataan Menhan Shoigu.
Menerima bantuan persenjataan ini menjadi langkah terbaru bagi Filipina yang semakin mendekatkan diri dengan Rusia dan China, dan menjauhkan diri dari Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu dan mitra pertahanan sejak lama.
Selain Rusia, China sebelumnya juga menyumbangkan ribuan pucuk senapan kepada Filipina. Sedikitnya ada 6 ribu pucuk senapan dan ribuan butir amunisi yang diberikan China untuk Filipina. Semua diberikan secara gratis.
Sementara itu, dengan Rusia, Filipina juga menandatangani kesepakatan kerja sama penelitian persenjataan dan pertukaran pakar. Tak hanya itu Filipina juga meneken kontrak untuk membeli peluncur granat roket dari Rusia. Namun tidak disebutkan jumlah pastinya atau seberapa besar nilai kontrak tersebut.
(nvc/nkn)











































