Duterte ke Indonesia dan Malaysia: Ledakkan Perompak di Laut

Duterte ke Indonesia dan Malaysia: Ledakkan Perompak di Laut

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 20 Okt 2017 09:19 WIB
Rodrigo Duterte (REUTERS/Ezra Acayan/File Photo)
Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan dirinya akan meminta pemimpin Indonesia dan Malaysia untuk 'meledakkan' perompak di perairan regional. Duterte juga menegaskan akan fokus pada upaya keamanan di perairan regional untuk menyelesaikan persoalan perompak.

Diketahui bahwa kelompok Abu Sayyaf telah menculik banyak pelaut dan anak buah kapal nelayan juga kapal kargo yang berlayar di perairan dekat tiga negara, yakni Filipina, Malaysia dan Indonesia. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kawasan itu akan menjadi 'Somalia selanjutnya', merujuk pada perairan Somalia yang rawan perompak.

Seperti dilansir AFP dan media Filipina, GMA News, Jumat (20/10/2017), Duterte menyatakan dirinya akan membahas persoalan perompak dengan pemimpin negara-negara terdampak seperti Malaysia dan Indonesia. Dia menyebut dirinya akan meminta solusi militer tegas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya biasa bertindak dengan kartu terakhir saya. Itu telah menjadi karakter saya. Dan jika saya nanti berbicara dengan para pemimpin (ASEAN), ada satu hal yang bisa saya tawarkan. Ledakkan mereka (perompak-red) di lautan untuk menjaga jalur pelayaran kita tetap terbuka dan aman. Mereka telah melakukan banyak pembajakan di sana, mendapat cukup uang dari pembayaran tebusan," tegas Duterte.


Pernyataan keras ini disampaikan Duterte saat berbicara dalam forum tingkat tinggi ASEAN yang dihadiri para pemimpin dan diplomat Asia Tenggara di Manila pada Kamis (19/10) waktu setempat.

Pernyataan ini disampaikan Duterte sekitar dua hari setelah dia menyatakan kota Marawi 'terbebas dari pengaruh teroris'. Selama 5 bulan terakhir, militer Filipina bertempur sengit dengan militan pro-ISIS yang terdiri atas pecahan Abu Sayyaf dan militan lokal Maute.

"Saya baru saja menyelesaikan perang (di Marawi), selanjutnya mungkin saya bisa fokus pada keseluruhan pasukan bersenjata untuk menangani persoalan ini untuk terakhir kalinya," imbuh Duterte.

Sambil menyatakan pertempuran di Marawi mulai berkurang, Duterte menyebut keberadaan kelompok militan masih mengancam rute suplai barang dan jalur pelayaran Asia Tenggara. Secara khusus dia menyebut Selat Malaka kini menderita dari terorisme.

"Sesuatu harus dilakukan, aksi drastis untuk sebuah situasi yang sangat berbahaya," ucapnya.


Ancaman militer akan menjadi salah satu agenda dalam pertemuan pemimpin Asia Tenggara dan sekutu-sekutu mereka, bulan depan. Isu itu juga akan dibahas dalam pertemuan para Menteri Pertahanan Asia Tenggara yang digelar pekan depan.

Filipina, Malaysia dan Indonesia telah meluncurkan patroli laut dan udara terkoordinasi untuk memerangi ancaman keamanan.

(nvc/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads