PBB menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/10/2017), sebanyak 582.000 warga Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh sejak 25 Agustus lalu. Jumlah ini berarti meningkat 45 ribu dari angka 537.000 sebelumnya yang dirilis pada akhir pekan lalu.
Marixie Mercado, juru bicara badan anak PBB mengatakan kepada para wartawan di Jenewa, Swiss, lonjakan tersebut kemungkinan bukan karena aliran masuk yang tiba-tiba, tapi dikarenakan membaiknya akses ke sejumlah wilayah di mana para pengungsi sebelumnya tidak tercatat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah pengungsi Rohingya melonjak sejak 25 Agustus lalu, ketika serangan-serangan militan terhadap pasukan keamanan Myanmar di Rakhine memicu operasi militer besar-besaran.
Juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR Andrej Mahecic menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ribuan pengungsi baru yang kini berada di dekat perbatasan Bangladesh-Myanmar.
"Sejak Minggu malam, diperkirakan 10.000-15.000 pengungsi Rohingya telah memasuki Bangladesh lewat titik perlintasan perbatasan Anjuman Para di distrik Ukhia di bagian tenggara negara tersebut," kata Mahecic kepada para wartawan.
Dikatakannya, banyak dari mereka yang tadinya memilih untuk tetap tinggal di rumah-rumah mereka di Rakhine, meski adanya ancaman akan dibunuh jika tidak pergi. "Mereka akhirnya pergi ketika desa-desa mereka dibakar," tutur Mahecic.
Ditambahkannya, staf UNHCR telah berbicara dengan warga Rohingya tersebut, yang mengaku telah berjalan kaki selama sekitar sepekan untuk mencapai perbatasan Bangladesh. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini