Kakek bernama Darmiyanto ini berlari dari rumahnya di Jalan Raya Salatiga-Dadapayan Km 10 Gang Atlit No 52 RT 20 Ngemplak Tugel, Kelurahan Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, menuju tempat pangkalan becak di Kota Salatiga. Jarak keduanya sekitar 11 kilometer. Jika tak ada keperluan, misalnya berbelanja barang titipan istrinya, Darmiyanto juga berlari dari pangkalan becak untuk pulang ke rumahnya.
Saat ditanya soal resep di balik kebugaran tubuhnya, kakek yang berprofesi sebagai penarik becak ini membuka rahasianya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamu hasil ramuannya tersebut, kata Dar, pertama pagi hari sebelum berangkat minum 3 gelas teh manis. Kedua, susu dicampur madu dan telur bebek. Kemudian setelah itu, masih minum 3 gelas air putih.
"Ini saya lakukan sejak tahun 1970 hingga sekarang. Setelah minum semua, saya berangkat lari sampai siang nggak makan," kata pria kelahiran 1 Januari 1936 ini.
Sejak berangkat dari rumahnya, dia telah memakai kaos, sepatu serta membawa tas di punggungnya. Dia terus lari dan begitu sampai pangkalan becaknya. Kaos dan sepatu yang sama tetap dipakainya untuk mengayuh becak.
Sedangkan untuk menangkal jenuh saat berlari, kakek yang akrab disapa Dar ini sering memilih jalur yang berbeda-beda.
"Kemudian biar nggak jenuh, saya memilih rute dan jalan lain," tutur Dar. (sip/sip)