Kelompok Militan Rohingya Siap Jika Myanmar Ambil Tindakan Damai

Kelompok Militan Rohingya Siap Jika Myanmar Ambil Tindakan Damai

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 07 Okt 2017 13:23 WIB
pengungsi Rohingya (Foto: Dok. Reuters)
Yangon - Kelompok militan Rohingya menyatakan siap untuk menyambut jika pemerintah Myanmar mengambil langkah perdamaian. Hal ini disampaikan seiring gencatan senjata satu bulan yang diumumkan Rohingya, akan segera berakhir.

Gencatan senjata tersebut sebelumnya diumumkan kelompok militan Rohingya, Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) guna memungkinkan pengiriman bantuan ke negara bagian Rakhine, Myamar yang dilanda konflik. ARSA tidak menyebutkan tindakan apa yang akan mereka ambil setelah gencatan senjata itu berakhir pada Senin (9/10) tengah malam mendatang.

Namun ditegaskan bahwa ARSA bertekad untuk menghentikan tirani dan penindasan terhadap warga muslim Rohingya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika pada tahap apapun, pemerintah Burma (nama lain Myanmar) menolak perdamaian, maka ARSA akan menyambut penolakan itu dan membalas," demikian disampaikan ARSA dalam statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Sabtu (7/10/2017).

Juru bicara pemerintah Myanmar belum berkomentar mengenai hal tersebut. Namun ketika ARSA mengumumkan gencatan senjata pada 10 September lalu, juru bicara pemerintah Myanmar mengatakan: "Kami tak punya kebijakan untuk bernegosiasi dengan para teroris."

Kelompok ARSA melancarkan serangan-serangan serentak ke sekitar 30 pos kepolisian dan sebuah kamp militer pada 25 Agustus lalu. Ratusan warga desa-desa Rohingya dilaporkan ikut serta dalam serangan-serangan militan yang menewaskan 12 orang tersebut.

Sebagai respons atas serangan tersebut, militer Myanmar melancarkan operasi besar-besaran di seluruh wilayah Rakhine. Buntut dari operasi militer itu, lebih dari setengah juta warga Rohingya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh. Badan PBB pun menyebut kondisi yang dialami warga Rohingya tersebut sebagai pembersihan etnis.

Pemerintah Myanmar membantah tuduhan pembersihan etnis tersebut. Dikatakan pemerintah Myanmar, lebih dari 500 orang telah tewas dalam konflik di Rakhine, yang kebanyakan adalah para teroris yang telah menyerang warga sipil dan membakar desa-desa.

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads