"Terlepas dari ucapan yang keras, Kim Jong-Un adalah seorang sosok yang rasional," sebut Wakil Asisten Direktur Pusat Misi Korea CIA, Yong Suk Lee, seperti dilansir AFP, Kamis (5/10/2017). Yong Suk Lee berbicara dalam konferensi publik yang digelar CIA dan George Washington University, Washington DC.
"Kita yang ada di negara ini, memiliki kecenderungan untuk meremehkan konservatisme dia (Kim Jong-Un)," ujarnya. Konservatisme merujuk pada paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setahap demi setahap, serta menentang perubahan radikal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah politikus AS, termasuk Presiden AS Donald Trump berulang kali menggambarkan Kim Jong-Un sebagai sosok irasional dan gila.
Menurut Lee, Kim Jong-Un kini fokus untuk tetap berkuasa. Dikatakan Lee, salah satu buktinya adalah pembunuhan brutal Kim Jong-Nam, saudara tiri Kim Jong-Un pada Februari lalu di Malaysia, yang diduga didalangi agen intelijen Korut. "Semua politik adalah lokal," ujar Lee.
Lee menyebut, sejarah panjang Korut dikeliling oleh kekuatan-kekuatan besar, yang berarti Korut secara konstan dalam posisi defensif. "Korea Utara adalah organisme politik yang tumbuh pesat dalam konfrontasi," imbuhnya.
Namun di sisi lain, pertahanan besar-besaran Kim Jong-Un dan perlawanannya terhadap AS bukan berarti dia akan bertindak irasional, meskipun sekarang dia memiliki kemampuan menembakkan rudal bermuatan nuklir ke wilayah AS.
"Bangun tidur dan memutuskan menembakkan rudal nuklir ke Los Angeles tidak masuk dalam kepentingannya untuk bertahan," tandas Lee.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini