Kelompok radikal ISIS telah mengklaim bahwa pelaku penembakan, Stephen Paddock adalah "seorang prajurit" kelompok itu yang baru-baru ini masuk Islam. Namun otoritas AS skeptis atas klaim tersebut.
Agen khusus FBI yang bertugas di Las Vegas, Aaron Rouse mengatakan, para penyelidik tidak menemukan bukti kaitan dengan terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada stasiun televisi CNBC, Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe mengatakan bahwa motif penembakan massal tersebut belum diketahui. "Kami sedang melakukan banyak pekerjaan di Las Vegas dan banyak tempat lainnya untuk menyelidiki itu," tutur McCabe seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/10/2017).
Dikatakannya, dirinya sama sekali tidak terkejut bahwa butuh waktu lama untuk memastikan motif pelaku. "Ini orang yang tidak masuk dalam radar kami, atau radar siapapun, sebelum peristiwa itu," katanya.
"Jadi, kami benar-benar melakukan pekerjaan detektif yang sedikit menantang di sini untuk menyatukan fakta-fakta," imbuhnya.
Paddock menembak membabi-buta para penonton festival musik country pada Minggu (1/10) malam waktu setempat, hingga menewaskan 58 orang dan melukai sekitar 500 orang lainnya. Pria berumur 64 tahun itu melakukan aksi kejinya dari jendela kamarnya di lantai 32 hotel Mandalay Bay.
Saat polisi mendobrak masuk ke kamarnya, pensiunan akuntan itu ditemukan sudah tak bernyawa setelah menembak dirinya sendiri. Penembakan yang dilakukan Paddock merupakan penembakan paling mematikan sepanjang sejarah modern AS.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini