"Apa yang kami tahu adalah bahwa Stephen Paddock adalah pria yang menghabiskan waktu selama beberapa dekade untuk mendapatkan senjata dan amunisi dan menjalani kehidupan rahasia, yang sebagian besar tak akan pernah bisa dipahami sepenuhnya," kata Sheriff Clark County, Joseph Lombardo seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (5/10/2017).
Dikatakan Lombardo, sulit untuk percaya bahwa persenjataan yang begitu banyak bisa diperoleh Paddock seorang diri. "Anda harus membuat asumsi bahwa dia mendapat bantuan pada titik tertentu," tuturnya kepada para wartawan. Dikatakannya, penembakan massal tersebut jelas merupakan hasil dari perencanaan yang matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepolisian menemukan hampir 50 senjata api dari tiga tempat yang mereka geledah, termasuk 23 senjata api di kamar suite hotel yang ditempati Paddock. Di antara senjata tersebut, sebanyak 12 senapan semi-otomatis telah dimodifikasi sehingga memungkinkan untuk menembak sangat cepat seperti senjata otomatis.
Sebanyak 19 senjata api lainnya ditemukan di rumah yang ditinggali Paddock bersama kekasihnya, Marilou Danley di Mesquite, Nevada dan tujuh senjata api lainnya ditemukan di rumah Paddock yang berada di Reno, Nevada.
Paddock terungkap pernah membeli lebih dari 30 senjata api pada Oktober 2016 lalu. Dikatakan Lombardo, kepolisian tengah menyelidiki kemungkinan pembelian senjata dalam jumlah besar tersebut dilakukan setelah adanya peristiwa pemicu dalam hidupnya. Lombardo tidak menjelaskan lebih jauh.
Hingga kini motif penembakan brutal yang disebut sebagai penembakan paling mematikan dalam sejarah modern AS tersebut, belum diketahui. Otoritas AS telah menyatakan bahwa Paddock tidak memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris internasional manapun. (ita/ita)