Senjata SAGL Digunakan Brimob di Papua dan Poso

Senjata SAGL Digunakan Brimob di Papua dan Poso

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 30 Sep 2017 20:47 WIB
Kabid Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengklarifikasi impor senjata SAGL (Foto: Audrey/detikcom)
Jakarta - Polisi membenarkan adanya impor senjata pelontar granat untuk Korps Brimob. Impor ini ditegaskan Polri sudah sesuai dengan prosedur.

"Ini saya yang tanda tangan, hanya pelurunya jumlahnya 5.932, senjatanya cuma 280. Jadi tidak sebenarnya tidak banyak sebenarnya. Saya ada Dansat Brimob, dan semuanya ada satu," ucap Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Sabtu (30/9/2017).

Menurut Murad, penggunaan senjata tersebut biasanya untuk penanganan huru-hara. Jarak tembaknya maksimal hanya 100 meter. Peluru yang digunakan berupa gas air mata atau peluru asap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemesanan senjata, sambung Murad, sudah pernah dilakukan pada tahun 2015 dan 2016. Tapi senjata tersebut belum pernah digunakan di ibu kota.

"Memang betul bukan baru sekali ini, sudah 3 kali dengan ini. Sampai hari ini senjata api ada di Papua dan di Poso. Jakarta tidak, belum pernah menggunakan. Komandan yang pernah menggunakan," imbuhnya.

Senjata yang kini tertahan di Bandara Soekarno-Hatta tersebut diimpor dari PT Mustika Duta Mas yakni Arsenal Stand Alone Grand Launcher (SAGL).



(nif/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads