Kemenhub Siapkan 300 Bus Layani Pengungsi Gunung Agung

Kemenhub Siapkan 300 Bus Layani Pengungsi Gunung Agung

Fadhly F Rachman - detikNews
Jumat, 29 Sep 2017 18:58 WIB
Gunung Agung (David Saut/detikcom)
Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhuh) menyiapkan langkah antisipasi dari meningkatnya aktivitas Gunung Agung di Bali. Langkah antisipasi dari jalur darat ataupun udara dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko buruk dari aktivitas Gunung Agung.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengungkapkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Ditjen Perhubungan Darat untuk menyediakan 300 unit bus yang dapat melayani pengungsi bila Bandara Ngurah Rai ditutup.

Nantinya, ke-300 unit bus itu akan mengantarkan para pengungsi menuju bandara-bandara alternatif yang sudah disiapkan, seperti Lombok, Surabaya, dan Banyuwangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jalur darat sudah siapkan langkah-langkah juga untuk melayani pengungsi, ini sudah ada. Ini mengantisipasi kalau Ngurah Rai ditutup. Jadi kita akan menyiapkan 300 unit bus, ini akan di mengantarkan pengungsi ke Lombok ataupun Surabaya. Sekarang sudah disiapkan secara sistemis," kata Agus di Kemenhub, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Dia juga mengaku telah menyiapkan 10 bandara alternatif terdekat dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Adapun bandara yang sudah disiapkan seperti bandara daerah Praya (NTB), Balikpapan (Kalimantan Timur), Ujung Pandang (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur), Soekarno-Hatta di Jakarta, Banyuwangi (Jawa Timur), dan beberapa bandara terdekat lainnya.

"Beberapa bandara, seperti Jakarta, Surabaya, sampai ke Lombok, kami sudah cek apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan," jelasnya.

Walau demikian, Agus memastikan hingga saat ini Bandara Ngurah Rai masih beroperasi dengan normal. Pihak bandara belum menghentikan aktivitas lantaran belum terdeteksinya abu vulkanik oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang dianggap membahayakan penerbangan.

"Yang menjadi ancaman penerbangan tidak akan terpancar dalam kondisi gunungnya belum meletus. Ini tidak ada efek terhadap dunia penerbangan, oleh karena itu masih aman-aman saja. Karena abu vulkanik tidak terdeteksi," tuturnya. (dhn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads