"Gempa vulkanik dangkalnya meningkat, sekarang masih 300-an. Artinya, Gunung Agung kritis dan sudah siap meletus," kata Suantika di Pos Pengamatan Gunung Agung, Rendang, Bali, Jumat (29/9/2017).
Indikasi untuk menyimpulkan hal tersebut, menurut Suantika, berasal dari retakan di kawah yang terus melebar dan asap putih dari hotspot yang menebal dan semakin tinggi. Jika asap berubah warna semakin gelap, maka gunung setinggi 3.142 Mdpl itu akan meletus tidak lama lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya asap dan retakan dari kawah, bentuk badan Gunung Agung yang semakin menggembung juga mengindikasikan volume magma dan material vulkanik yang semakin banyak. Penggembungan yang disebut deformasi ini diiringi oleh uap air diiringi tekanan yang terus bertambah.
"Kedalaman gempa itu menunjukkan titik magmanya, kalau dia menekan maka terjadi gempa vulkanik dangkal dengan jumlah meningkat. Kalau sudah begitu, erupsi dia. Sekarang prosesnya masih seimbang antara gempa dalam dan gempa dangkal, bahkan masih dominan gempa dalam," ucap Suantika. (vid/aan)











































