"Acara itu kan (rakerda) untuk internal partai, jadi saya kira tidak ada urgensinya sejumlah kadis Pemprov Riau menghadiri acara tersebut," kata pengamat hukum tata negara dari Universitas Riau, Dr Mexsasai Indra, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (28/9/2017).
Jika para kadis itu diundang ke acara untuk memaparkan program kerja, menurut Indra, hal itu tidak ada relevansinya. Sebab, acara tersebut merupakan kegiatan internal partai untuk pemenangan pemilihan kepala daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, menurutnya, merupakan hal yang wajar jika publik mempertanyakan kehadiran para kadis di acara Rakerda Golkar tersebut.
"Kenapa dipertanyakan, karena ini akan mengaburkan antara jabatan politik dan jabatan karier. ASN itu kan merupakan jabatan karier. Apalagi saat ini kan situasi politik semakin dekat dengan adanya pilgub," sebutnya.
Karena itu, para kadis, dinilai Indra, semestinya menjelaskan secara terbuka kepada publik soal kehadiran mereka di acara internal Golkar itu.
"Mereka harus menjelaskan secara terbuka soal kehadirannya di Rakerda Golkar. Agar publik tidak menganggap mereka sebagai ASN sudah ikut dalam politik praktis. Karena UU ASN jelas melarang ikut dalam politik praktis, walau saat ini belum masuk dalam wilayah kampanye," beber Indra.
Menurut Indra, ASN lainnya juga diharapkan tidak melakukan hal yang sama seperti yang terjadi di Rakerda Golkar. Ini ingat masih ada kepala daerah (bupati) di Riau yang akan ikut Pilgub Riau mendatang.
"Kan masih ada bupati yang akan ikut dalam Pilgub Riau, saya kira mesti harus memahami juga agar mereka tidak membawa para ASN, terutama pejabat eselon II, untuk tidak masuk dalam wilayah politik praktis," tuturnya.
"Karena hal itu akan bertentangan dengan spirit atau semangat reformasi birokrasi yang salah satunya tidak melibatkan ASN dalam politik praktis," lanjut Indra.
Jika para ASN tersebut ingin mengubah kariernya menjadi jabatan politis, mereka disarankan mengundurkan diri saja.
"Ya, silakan pilih mau jabatan karier atau politik, jadi biar jelas kelaminnya. Mereka ikut dalam gawean partai kan, itu jelas mengaburkan mereka sebagai ASN," tutup Indra. (cha/elz)











































