Di hadapan ratusan kader yang datang di Kantor DPD Partai Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Dedi mengaku sempat ditelepon oleh tokoh yang mengaku dekat dengan pengurus DPP Golkar. Tokoh tersebut menanyakan kesiapan Deddy Mulyadi untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018.
"Kita menapaki proses konsolidasi politik. Dari pertama sampai diputuskan (rekomendasi) 1 Agustus 2017 kemudian hilang, saya sabar. Di tengah-tengah itu saya secara pribadi mengalami kegelisahan karena seringkali ada orang telepon. Pak Dedi siap kan? Kalau enggak tidak akan keluar rekomendasinya," kata Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan tegas dia katakan kalau anda tidak kasih Rp10 miliar jangan menyesal anda tidak dapat apa-apa," kata Dedi menirukan perkataan si penelepon.
Dedi mengaku tak menggubrisnya. Ia menyatakan tak masalah tidak maju jika memang rencananya maju di Pilgub Jabar tidak memberi manfaat apapun bagi partai dan Jawa Barat.
"Saya katakan tidak apa-apa, besok saya tidak jadi apa-apa juga enggak apa-apa," kata Dedi menjawab telpon.
Dedi mengungkapkan tokoh yang menelepon dirinya bukan bagian dari keluarga besar Partai Golkar. Orang yang menelponnya hanya mengaku sebagai orang yang dekat dengan DPP Partai Golkar.
"Saya katakan yang meminta itu bukan pengurus Golkar. Hanya seorang tokoh biasa yang merasa dekat dengan Golkar," ujar Dedi.
Diberitakan sebelumnya, ratusan kader Partai Golkar dari berbagai daerah berkumpul di Kantor DPD I Partai Golkar Jawa Barat, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Selasa (26/9/2017). Mereka datang untuk memberi suport kepada Dedi Mulyadi.
Kedatangan ratusan kader itu dipicu beredarnya surat keputusan (SK) dari DPP Partai Golkar yang menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqin untuk maju di Pilgub Jawa Barat 2018 mendatang. Hal ini memicu kekecewaan kader Golkar di berbagai daerah di Jawa Barat. Meski belakangan surat itu dinyatakan bodong. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini