"Jika yang turun gelanggang hanya dua calon yakni, Gus Ipul dan Khofifah, maka Gus Ipul unggul 46,6 persen dan Khofifah 35,9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan," kata Direktur Alvara Research Center Hasanuddin Ali kepada wartawan di Surabaya, Minggu (24/9/2017).
Hasanuddin menerangkan, survei digelar pada minggu ketiga dan keempat Agustus 2017, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Responden yang disurvei sebanyak 1.200 orang yang tersebar secara proporsional di 38 kabupaten dan kota di Jatim. Survei ini mempunyai tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,8 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka dikenal, karena nama-nama yang beredar ini memang sudah dikenal sebagai sosok yang bukan hanya berkaliber Jawa Timur, tapi juga nasional. Ada menteri, ada mantan menteri, hingga kepala daerah yang dinilai berprestasi," ujarnya.
Ia menambahkan, Gus Ipul dan Khofifah menempati dua urutan teratas, karena ketokohan. Keduanya, juga pernah bersaing dalam Pilgub 2008 dan 2013.
"Sehingga hampir semua responden mengenalnya," tuturnya.
Survei dari sisi elektabilitas, untuk simulasi sebelas nama calon gubernur, maka Gus Ipul meraih suara terbanyak 32,4 persen. Disusul Khofifah sebanyak 27,7 persen. Risma 16,1 persen. Azwar Anas 4,2 persen. Hasan Aminuddin (anggota DPR RI dari Fraksi NasDem) mendapatkan 3,3 persen dan Djarot 2,3 persen.
"Selain nama-nama tersebut, tingkat elektabilitasnya dibawah 2 persen. Dan yang belum menentukan pilihan 11,6 persen," terangnya.
Hasanuddin menerangkan, jika Pilgub Jatim 2018 mendatang ini hanya diikuti tiga calon gubernur, Gus Ipul, Khofifah, Risma, maka Gus Ipul merauh 37,2 persen. Khofifah 31,8 persen dan Risma 18 persen.
Jika Risma tidak ikut bertarung, hanya dua cagub yang bertanding antara Gus Ipul versus Khofifah, maka Gus Ipul meraih 46,6 persen dan Khofifah 35,9 persen.
"Dari hasil tersebut, Gus Ipul mendapatkan porsi terbesar limpahan suara dari Bu Risma," tandasnya. (roi/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini