"Karakter Gunung Agung letusannya tidak pernah kecil," kata Surono di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (22/9/2017) malam.
Walau tidak menjabarkan secara teknis karakter gunung berapi setinggi 3.142 Mdpl itu, Surono memberikan perbandingan dengan Gunung Merapi di Yogyakarta. Menurut Surono, erupsi Gunung Agung selalu lebih besar dari Gunung Merapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Teori Mbah Rono itu diperkuat dengan keputusan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani yang menyatakan pos pantau akan dipindah menjauhi Gunung Agung. Walau pos pantau di Rendang berada di jarak sekira 12 Km dari kawah, Kasbani menyatakan cakupan material vulkanik diprediksi cukup jauh.
"Ini (pos pantau) jaranya 12 Km, bahaya itu, utamanya abu vulkanik, lontaran terlalu jauh. Tapi kalau letusan semakin besar, karena pemantauan harus terus jalan, ini (pos pantau) akan kita geser lebih jauh," ucap Kasbani di lokasi yang sama.
Kasbani menyatakan telah ditentukan lokasi baru untuk pos pantau Gunung Agung di selatan Rendang. Ia memperkirakan jarak lokasi pos pantau yang baru sekitar 50 Km dari Rendang.
"Sudah disiagakan lokasi baru ke arah selatan sekitar 50 Km dari sini. Semakin jauh, semakin aman. Supaya kita bebas abu dan lainnya, kita harus terus bekerja," ungkap Kasbani.
Informasi yang dihimpun menyebutkan erupsi Gunung Merapi mulai terjadi pada 26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB. Letusan dari erupsi itu menyemburkan material vulkanik hingga 1,5 Km ke langit. (vid/adf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini