Seperti dilansir AFP, Jumat (22/9/2017), Dr Abdullah Al-Rabeeah yang merupakan mantan Menteri Kesehatan Saudi menyerukan kepada negara-negara kuat di dunia untuk menekan Myanmar dalam menghentikan 'pengusiran kasar' Rohingya ke Bangladesh. Al-Rabeeah kini memimpin Pusat Pemulihan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman.
"Yang saya inginkan dari sekutu-sekutu kita seperti Amerika Serikat dan Inggris dan komunitas internasional, saya pikir inilah saatnya untuk menekan pemerintah Burma atau Myanmar agar mengizinkan para pengungsi itu kembali dan hidup dalam damai dan mendapatkan hak-hak mereka," serunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Rabeeah menyatakan Saudi telah mengucurkan bantuan untuk para pengungsi Rohingya di Bangladesh. Bantuan itu sebagian besar disalurkan ke Bangladesh, namun juga melalui Indonesia dan Malaysia.
"Kami bekerja keras untuk membantu para pengungsi di Bangladesh," ucap Al-Rabeeah, yang kini tengah berada di Washington DC sebelum berbicara di Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, soal konflik Yaman.
Sejauh ini sedikitnya 422 ribu pengungsi Rohingya telah berada di Bangladesh. Jumlah itu tercatat sejak 25 Agustus lalu, saat konflik kembali pecah di Rakhine, Myanmar.
Dalam pernyataan terpisah, otoritas Bangladesh sebelumnya menyebut ada lebih dari 2.350 pengungsi Rohingya yang luka-luka dan tengah dirawat secara medis di wilayahnya. Para pengungsi Rohingya itu mengalami beragam jenis luka, mulai dari luka tembak, luka sabetan golok hingga luka akibat ranjau darat.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini