
Presiden Donald Trump telah berjanji akan menghancurkan Korea Utara jika terus mengancam. (Reuters)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan sanksi-sanksi baru terhadap para individu dan perusahaan yang menjalin usaha dengan Korea Utara sehubungan dengan program nuklirnya.
Ketika mengeluarkan perintah eksekutif baru Kamis (21/09), Presiden Trump mengatakan langkah ini ditempuh dengan tujuan untuk "memutus sumber-sumber pendapatan yang digunakan untuk mendanai usaha Korea Utara mengembangkan senjata paling mematikan yang pernah dikenal oleh manusia".
Sektor-sektor yang dijadikan sasaran adalah industri tekstil, perikanan, teknologi informasi dan manufaktur.
Guna menjalankan perintah eksekutif baru dengan sasaran akhir Korea Utara, Presiden Trump memberikan wewenang kepada Departemen Keuangan AS untuk memberikan sanksi-sanksi kepada perusahaan-perusahaan dan berbagai institusi keuangan yang menjalin bisnis dengan Korea Utara.

Oleh Presiden Trump, Kim Jong-un disebut sebagai manusia roket yang sedang melakukan misi bunuh diri. (KCNA/AFP)
Di bagian lain, ia memuji Cina dengan mengatakan pemerintah negara itu telah memerintahkan bank-banknya menghentikan bisnis dengan Korea Utara.
Pengumuman Presiden Trump ini dikeluarkan setelah Presiden Korea Selatan Moon Jae-In berpidato di Sidang Umum Bangsa-Bangsa (PBB). Disebutkan dalam pidatonya bahwa Korea Selatan tidak ingin Korea Utara runtuh tetapi negara tetangga itu harus menghentikan program nuklirnya dan kembali ke meja perundingan.
Korea Utara sudah dikenai sanksi-sanksi baru oleh PBB menyusul uji coba nuklir yang terbaru.
Uji coba nuklir dan balistik yang dilakukan oleh Korea Utara meningkatkan ketegangan selama beberapa minggu terakhir. Meskipun mendapat tekanan internasional, Korea Utara terus melakukan uji coba.
- Korea Utara sebut pidato Trump seperti 'gonggongan anjing'
- Trump: AS dapat hancurkan Korea Utara secara total
- Korea Utara kembali menembakkan rudal lintasi Jepang
Dalam pidato di Sidang Umum PBB pada Selasa (19/09), Presiden Trump berjanji untuk "menghancurkan secara total" Korea Utara jika negara itu mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Namun Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menyamakan pidato Presiden AS bagai 'gonggongan anjing.'
Dikatakannya, "Ada pepatah yang menyatakan: 'Biarlah anjing menggonggong, khafilah tetap berlalu'."
(nvc/nvc)