Hilarius merupakan siswa SMA Budi Mulia saat duel berujung maut itu terjadi. Hilarius diminta berkelahi sampai KO dengan siswa dari SMA Mardi Yuana. Dugaan Polisi ada pihak yang memilih siapa saja yang akan 'diduelkan'.
Empat pelaku yang ditangkap Polisi rupanya punya peran yang berbeda. Tugas mereka seakan telah dipetakan. Begitu sistematis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaku yang ditangkap berinisial masing-masing BV, HK, MS dan TB. Mereka ditangkap di Bogor, Yogyakarta, dan Bandung. BV ditangkap di Yogyakarta, MS ditangkap di Bandung, HK dan TB ditangkap polisi di Bogor.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna menjelaskan, keempat pelaku punya peran berbeda. BV merupakan orang yang berduel langsung dengan Hilarius dan kini telah dikeluarkan dari sekolah. Sementara MS bertugas mencari lokasi duel sekaligus menjadi wasit.
"Sedangkan HK dan TB perannya menyuruh dan mencari tempat," kata Ulung, Kamis (21/9).
Saat ini Polisi masih memburu dua pelaku lain yakni FR dan TT. Menurut Ulung, kedua orang tersebut berperan sebagai yang menyuruh atau memilih lawan tarung Hilarius.
Saat ini keempat pelaku sudah berada di Polres Bogor Kota untuk menjalani pemeriksaan. "(Keempatnya) sudah di bogor, di Kedung Halang (Polres Bogor Kota)," ujar Ulung saat dikonfirmasi, Kamis (21/9) malam.
Ibu Hilarius, Maria Agnes, mengadu kepada Presiden Joko Widodo karena merasa ada ketidakadilan setelah pelaku yang menewaskan sang anak masih bebas. Maria mengadu melalui tulisan di Facebook.
Hilarius diketahui meninggal pada Januari 2016 silam. Dia mengembuskan nafas terakhir setelah berduel ala gladiator. Maria mendapatkan informasi ajang gladiator ini masih berlangsung hingga saat ini. (rna/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini