"Hasil pemeriksaan, dia berada dalam JAD (Jamaah Ansharut Daulah). Berbaiat pada ISIS, dengan Abu Bakar Al Baghdhadi dan dia melakukan (upaya teror) itu dalam kaitan apa yang dia rencanakan bersama teman-temannya. Informasinya dia setahun terakhir ini berubah," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).
Polisi sedang menelusuri sejauh mana peran IM dalam kelompok JAD. Seperti, siapa saja tokoh-tokoh JAD yang pernah bertemu dengan IM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penuturan tetangga IM, Rikwanto menjelaskan, pria berumur 31 tahun itu semakin sering mengikuti pengajian dan tertutup belakangan ini.
"Yang jelas dari penuturan tetangga, dia belakangan ini spesifik untuk pengajiannya, tertutup dan eksklusif. Ini mungkin cikal bakal dia jadi radikal. Jadi dia mendapat pemahaman baru dari mana, oleh siapa. Biasanya dia ada gurunya yang memberikan ajaran tertentu sehingga dia berubah," jelas Rikwanto.
IM ditangkap polisi saat hendak melakukan aksi teror di tempat mendaratnya Presiden Jokowi, Bandara Cakrabhuwana, Cirebon, Senin (18/9). Polisi menemukan 5 buah bom molotov yang sudah disebar di sekitar bandara. Selain bom molotov, polisi juga menyita sangkur, airsoft gun dan pepper spray dari tangan IM.
(aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini