Kapolres Kutai Kartanegara (Kukar) AKBP Fadillah Zulkarnaen menduga, tewasnya Suprianto bukan karena luka karena dimakan buaya. Pawang itu diduga kehabisan oksigen karena terlalu lama berada di dalam air, ditarik-tarik oleh buaya.
"Saya rasa dia ditarik sama buaya itu di dalam, kehabisan oksigen. Jadi kalau saya lihat dari gambarnya ini utuh, badannya lengkap, tangannya ada, kakinya ada," lanjut Fadillah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada waktu berdekatan, jasad Arjuna juga ditemukan. Kondisinya juga masih utuh dan tak terdapat banyak luka di tubuhnya.
"Arjuna lengkap juga, kakinya aja yang ini, tapi nggak hilang kakinya, ditarik juga dia itu. Waktu penemuannya tidak jauh beda, lukanya tidak koyak-koyak seperti dirusak," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Suprianto tewas akibat diserang buaya di Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kaltim, Sabtu (16/9). Suprianto sang pawang, terjun ke sungai untuk mencari Arjuna yang juga diserang buaya sehari sebelumnya.
Sementara Arjuna pada Jumat (15/9) berniat mandi di Muara Jawa. Saat sedang berenang tiba-tiba dia diserang buaya. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini