"China memasok Korut dengan sebagian besar minyaknya. Rusia merupakan perekrut terbesar tenaga kerja paksa Korea Utara," kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dalam statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/9/2017).
"China dan Rusia harus menunjukkan intoleransi mereka atas peluncuran rudal yang sembrono ini dengan mengambil tindakan langsung mereka sendiri," imbuh Tillerson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Provokasi terus-menerus ini hanya menambah isolasi diplomatik dan ekonomi Korut," imbuhnya.
Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah diberitahukan mengenai peluncuran rudal terbaru Korut ini. Namun sejauh ini, Trump belum mengeluarkan komentar.
Untuk membahas peluncuran rudal Korut ini, Dewan Keamanan PBB akan menggelar sidang darurat pada pukul 15.00 nanti waktu setempat. Sidang darurat yang akan berlangsung tertutup itu diminta oleh Amerika Serikat dan Jepang. Peluncuran rudal ini merupakan yang pertama sejak dijatuhkannya sanksi-sanksi baru PBB terhadap Korut pekan ini. Sanksi tersebut dijatuhkan menyusul uji coba nuklir pada 3 September lalu, yang menurut Pyongyang merupakan uji coba bom hidrogen.
Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan rudal diluncurkan pada pukul 06:57 pagi waktu setempat pada hari Jumat (15/9) dan terbang di atas Pulau Hokkaido sebelum jatuh pada pukul 07:06, dengan jarak sekitar 2.000 kilometer.
Namun Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperkirakan rudal terbaru ini kemungkinan melesat sejauh 3.700 kilometer dan mencapai ketinggian maksimalnya pada 770 kilometer, yang lebih tinggi dan lebih jauh dari rudal Korut sebelumnya.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini