"Pernyataan pencabutan dukungan itu harus dari saya, karena yang mengeluarkan pernyataan dukungan juga kan saya. Coba cek ulang," kata Mulyadi dalam keterangannya, Kamis (14/9/2017).
"Padahal pesan (pencabutan dukungan) ini saya sampaikan untuk mengingatkan DPW PKS Jawa Barat, kenapa Presiden (Sohibul Iman) yang jadi repot," imbuh Mulyadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulyadi juga mengkritik pernyataan Sohibul yang menyatakan dia akan dipanggil Prabowo lantaran pencabutan dukungan ini. Menurut Mulyadi, ucapan Sohibul tak usah dipercaya.
"Panglima tertinggi saya bukan Presiden PKS, tapi Pak Prabowo. Saya akan patuh dan tunduk ke beliau. Kalau 'kata' Presiden PKS, saya tidak percaya! Karena saya tidak ada hubungan apa pun dengan beliau," tegas Mulyadi.
Dalam Pilgub Jabar mendatang, prioritas Gerindra ialah kemenangan. Karena itu, Gerindra masih membuka peluang koalisi dengan partai lain.
"(Namun) kebersamaan dengan PKS tetap kami prioritaskan," sebutnya.
Soal pencabutan dukungan, Gerindra Jabar masih pada pendirian mereka. Mulyadi menegaskan sikap DPD Gerindra Jabar masih sama.
"Saya tetap konsisten untuk mencabut pernyataan mendukung pasangan Demiz-Syaikhu di Pilgub Jabar 2018," pungkas Mulyadi. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini