Bosan Kumuh, Selokan Kotor dan Bau Disulap Jadi Lahan Budidaya Ikan

Bosan Kumuh, Selokan Kotor dan Bau Disulap Jadi Lahan Budidaya Ikan

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Rabu, 13 Sep 2017 13:52 WIB
Selokan ikan di Klodran, Karanganyar. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Karanganyar - Bau dan kotor adalah gambaran umum untuk menyebut kebanyakan selokan. Tapi tidak untuk selokan kampung di Desa Klodran, Karanganyar, Ini. Warga di kampung perbatasan Solo - Karanganyar tersebut mengelola selokannya dengan baik, bahkan bisa untuk memelihara ikan.

Air jernih mengalir di dalam selokan sepanjang kurang lebih 800 meter di Desa Klodran RT 04 RW 10, Kecamatan Colomadu, Karanganyar. Saking beningnya, ribuan ikan di dalam selokan bisa jelas terlihat. Yang dipelihara adalah ikan nila yang cukup sensitif terhadap kotoran.

Warga desa mulai membersihkan selokan tersebut pada 2009. Limbah-limbah dari industri rumahan seringkali menumpuk di selokan. Hal itu membuat warga tidak nyaman dan bergerak untuk membersihkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah bersih, ternyata warga dari hulu sungai itu masih sering nyolong-nyolong buang sampah sembarangan. Buangnya ketika malam hari," kata Ketua Kelompok Tani Mina Nila Sari, Endah Rahmanto, saat ditemui detikcom, Rabu (13/9/2017).

Bosan Kumuh, Selokan Kotor dan Bau Disulap Jadi Lahan Budidaya IkanSemula kolam ini kotor dan bau karena penuh sampah. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Warga sekitar selokan pun tak kehabisan akal. Mereka mengedukasi para pembuang sampah dengan cara menyebar bibit ikan dan menyulap selokan menjadi tempat budidaya ikan nila. Tak jarang, selokan itu kini menjadi tempat rekreasi anak-anak.

"Sekarang sudah tidak ada lagi limbah-limbah industri. Paling hanya sampah dari hulu sungai. Kita pasang jaring dan dibersihkan kalau sudah penuh," ujar Endah.

Awalnya, kegiatan beternak ikan hanya untuk coba-coba. Sampai tiga tahun berjalan, warga mengelolanya secara profesional. Lahan yang awalnya sepanjang sekitar 600 m x 1 m, kini dikembangkan di selokan lainnya dengan panjang sekitar 200 m x 2 m.

Ikan nila dipilih karena dirasa cocok dengan kondisi air di lokasi tersebut. Selain itu, warna merah pada ikan nila membuat selokan menjadi tampak cantik.

"Dua tempat itu dikelola oleh dua kelompok tani. Anggotanya ada 30-an orang. Dari budidaya ini, beberapa warga yang dahulu kerja serabutan, sekarang punya lima kolam ikan di rumah. Jadi memang ini menggerakkan perekonomian warga," ucapnya.

Bosan Kumuh, Selokan Kotor dan Bau Disulap Jadi Lahan Budidaya IkanIkan-ikan nampak berenang di selokan yang jernih. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Uniknya, tidak ada pengamanan khusus untuk mencegah pencuri mengambil ikan. Mereka hanya berjaga sekadarnya, karena yakin warga memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Pemerintah Desa Klodran pun mengapresiasi langkah warga kampung tersebut. Utamanya, warga saat ini lebih memiliki kesadaran tidak membuang sampah di sungai.

Dengan adanya budidaya ikan di selokan, Desa Klodran pernah menjadi percontohan dalam hal mina padi. Air selokan yang juga untuk saluran irigasi, kini memiliki manfaat tambahan.

"Yang penting tidak mengganggu kepentingan petani, tidak masalah. Masalahnya dulu pernah pakai sistem yang salah sehingga salurannya terganggu. Sekarang sudah lancar," kata Sekretaris Desa Klodran, Wahyu Jarot. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads