Berawal dari keberanian Husni yang mengubah haluan dengan keluar sebagai karyawan PT Krakatau Steel pada tahun 1990 dan mencoba untuk usaha garmen di Jakarta bersama istrinya.
Dengan kegigihanya, usaha konfeksi ini berkembang pesat. Husni yang bergelar master bisnis internasional alummnus Universitas Indonesia (UI) ini merupakan pemilik merek dagang Alton Kids. Usaha gamen yang dirintisnya mulai maju pesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Pekalongan, beliau memperkerjakan warga sini untuk ikut memproduksinya," kata salah seorang kerabat Husni, Imadudin (35).
Husni dan Zakiah meninggalkan empat orang anak, terdiri dari dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Seorang kerabatnya yang lain, Maskuri, menceritakan, meski telah sukses, pasangan suami istri ini tidak melupakan warga miskin di sekitarnya baik di Pekalongan maupun di Jakarta.
"Orangnya baik hati dan dermawan juga tidak sombong. Walaupun telah sukses di Jakarta, beliau kerap mondar-mandir di Pekalongan, sekedar menyalami warga miskin," kata Maskuri yang merupakan warga Banyuripalit.
Menurut Maskuri, hampir setiap empat bulan sekali, kedua pasangan suamai istri ini membagikan rejeki bagi warga yang kurang mampu.
"Biasanya empat bulan sekali, mereka membagi sembako untuk ratusan warga yang kurang mampu baik di lingkungan Banyuripalit maupun Buaran," kata Maskuri.
Menurut Maskuri, Husni juga merupakan seorang hafidz (orang yang hafal Alquran) ini, menjadi bapak asuh dari ratusan anak yatim-piatu. Ratusan anak yatim piatu ini, diberi beasiswa untuk bersekolah.
"Hatinya sungguh mulia, selain anak yatim, mereka juga kerap membantu perlengkapan mushola di beberapa wilayah, seperti alat ibadah dan karpet," terangnya.
Bahkan, impian yang belum terwujud sebelum kedunya dibunuh dengan keji yakni membangun sebuah masjid.
"Rencana pembangunan masjid tahun ini di gang sebelah. Tahun kemarin, sudah membeli tanah dan hari ini sedianya membawa uang untuk membangun masjid," beber Maskuri.
Kepergian sepasang suami istri yang dermawan ini, tidak saja membuat duka bagi keluarga yang ditinggalkan, namun juga duka bagi warga di kelurahan Buaran-Keradenan dan sekitarnya.
"Kami pihak keluarga tentu sangat kehilangan. Sugguh tidak kami sangka-sangka. beliau-beliau ini di mata kami pihak keluarga maupun pihak warga sangat baik sekali. banyak sekali melakukan kebaikan-kebaikan," kata Imadudin (35), keponakan dari Zakiah.
Menurut Imanudin, terakhir dirinya bertemu dengan kedua korban saat Hari Raya Idul Adha. Dia berharap agar pelaku pembunuhan segera terungkap dan dihukum setimpal atas perbuatan yang dilakukan.
"Beliau pulang untuk berkorban ternak di beberapa tempat. Terakhir saya ketemu sama beliau saat menyerahkan hewan kurban di mushola sini," tambah Imadudin. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini