Pemahaman masyarakat dan kurangnya sosialisasi tentang kelelawar ini menyebabkan muncul mitos di kalangan warga. Mereka beranggapan kelelawar Pteropus vampyrus sangat berbahaya bagi keamanan. Nyatanya, hewan yang aktif pada malam hari ini cuma binatang pemakan buah-buahan.
"Walaupun besar dan mungkin memiliki muka yang seram, kelelawar besar ini malah vegetarian," kata Ketua Natural Aceh Zainal Abidin Suarja kepada detikcom, Senin (11/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelelawar pemakan serangga, yang bisa kita anggap memakan daging malah mempunyai ukuran yang kecil. Jadi secara keamanan dipastikan kelelawar tidak menimbulkan ancaman apa pun ke manusia," jelasnya.
Nah, meski begitu, ada yang perlu diwaspadai dari kelelawar, termasuk Pteropus vampyrus. Kelelawar merupakan pembawa penyakit, seperti rabies, dan beberapa virus lainnya.
"Untuk hal tersebut juga, tim dibekali dengan safety yang tinggi, sarung tangan, jaket, dan vaksin," kata Zainal.
Proses penelitian yang dilakukan tim riset Natural Aceh ini bermula dari penemuan kelelawar raksasa berukuran sebesar anak kecil. Warga membunuh hewan tersebut dan kemudian membuangnya ke sungai. Tidak ada dokumen soal penemuan kelelawar, yang kini terancam punah itu.
Atas dasar itulah, tim Natural Aceh turun ke lokasi. Mereka ingin mengidentifikasi jenis-jenis kelelawar dan komposisinya di Seulawah. Penelitian dilakukan sejak awal September hingga Desember mendatang.
"Di hutan, ukuran kelelawar ini bisa mencapai maksimal yaitu berukuran 1,7-2 meter," jelas Zainal. (fay/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini