"Itu bukan KTP palsu, itu milik saudaranya, nomor induk kependudukan (NIK) nya terdaftar," kata Kapolres Kabupaten Bogor AKBP M Dicky Pastika Gading saat dihubungi detikcom, Jumat (8/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky mengatakan penyidik akan menelusuri pemilik KTP tersebut. "Kami yakini itu punya saudaranya dan mukanya mirip," ujar Dicky.
Akbar sebelumnya menggunakan KTP orang lain atas nama MT untuk membeli tiket pesawat ke Batam. Otomatis keberadaan Akbar di daftar manifes tidak terendus petugas. Apalagi perawakan MT memang mirip dengan Akbar.
"Pada hari itu juga (Jumat, 1/9) kita sudah lakukan penyelidikan ke bandara terkait manifes nama tersangka. Wajar saja kita tidak temukan karena ternyata yang bersangkutan saat itu membeli tiket menggunakan KTP kakaknya, yang memang dari perawakan agak mirip. Inisial kakaknya MT," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan.
Keberadaan MT kini masih mencari polisi. Polisi menduga MT adalah orang terakhir yang ditemui Akbar setelah membunuh Indria dan membantunya melarikan diri ke Batam.
Selain KTP MT, ada KTP lain yang ditemukan dari tangan Akbar. KTP itu atas nama H Abdul Malik Azis SH. Di KTP itu, Malik tercatat lahir 17 Desember 1978. Malik beralamat di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sementara di KTP, Akbar tercatat lahir 28 Desember 1979. "Mochamad Akbar suami korban (Indria) sesuai dengan KTP aslinya," ujar Bimantoro.
Atas temuan itu, Dicky menegaskan semua KTP yang dibawa Akbar asli. "Intinya semua yang disebut sebagai KTP palsu itu tidak ada. KTP itu asli tapi bukan nama dia," tegas Dicky. (rvk/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini