.webp)
Seorang pilot memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Bisa saja dia sarapan di Jakarta pada pagi hari, lalu bermalam di daerah lain atau bahkan negara lain.
Walau pun cepat berpindah lokasi, tapi tak sembarang hotel bisa jadi tempat persinggahan pilot. Ada standar khusus yang juga berpengaruh dengan kondisi pilot saat nantinya akan bertugas kembali.
"Hotel terbaik, bukan termewah. Tapi umumnya kita (hotel) bintang 4," ungkap Dirops Garuda Indonesia Capt Triyanto Moeharsono saat berbincang dengan detikcom di GITC, Jl Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Namun menurut Triyanto, setiap perusahaan punya kebijakan masing-masing soal fasilitas ini. Alasan mengapa harus hotel bintang 4 kemudian diungkapkan oleh VP Learning and Development Garuda Indonesia Capt Marthinus Kayadu saat diwawancara terpisah.
"Ada alasannya, katakanlah dia masuk tengah malam, check-in jam 03.00 pagi, kalau di hotel bintang 2 atau 3 dia nggak akan berbuat dengan baik di hotel itu," ungkap Marthinus.
Di hotel bintang 4 pun ada fasilitas laundry kilat sehingga pilot tak perlu khawatir akan pakaiannya. Belum lagi ada fasilitas-fasilitas lain guna menunjang kinerjanya.
"Dia juga harus mempertahankan kesehatan, kita berikan juga hotel yang ada fasilitas gym-nya," kata Marthinus.
Pada beberapa maskapai, ada pula yang mempekerjakan pilot dari luar negeri. Namun fasilitas yang diberikan pun tak berbeda dengan pilot lokal.
"Sama, kita ada beberapa foreign pilot juga. Kalau mereka nginap di hotel A yang lain juga di hotel A," ujar dia.
Kembali lagi kepada kebijakan tiap-tiap maskapai. Bukan tak mungkin seorang pilot diinapkan di hotel yang lebih mewah lagi.
"Kalau perusahaan ada kemampuan, dia akan menaruh di hotel bintang 5," kata dia.
(fjp/tor)
