"Peluru itu diamankan petugas bandara dari tas pelaku. Jadi ketika pelaku melewati x-ray, terdeteksi di dalam tas itu ada peluru. Kemudian pelaku dan tas itu diamankan petugas bandara," kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan dalam jumpa pers di Bogor, Rabu (6/9/2017).
Bimantoro mengatakan Akbar sempat melarikan diri saat diperiksa petugas bandara. Akbar kemudian masuk kembali ke dalam bandara tanpa sepengetahuan petugas hingga masuk pesawat dan terbang ke Batam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku mengaku kalau peluru itu milik kakaknya yang seorang anggota. Saat itu, pelaku diminta memanggil kakaknya, tapi kemudian pelaku memanfaatkan itu untuk kabur. Ia tidak kembali ke ruangan petugas, tapi masuk kembali tanpa sepengetahuan petugas, lalu terbang ke Batam," kata Bimantoro.
Akbar, lanjut Bimantoro, terbang menuju Batam pada hari Jum'at (1/9) atau hari yang sama dengan istrinya ditemukan tewas. Bimantoro tidak menyebut kapan Akbar tiba di bandara Halim Perdanakusuma.
Namun, dari foto hasil rekaman CCTV terlihat Akbar sudah terekam sejak pukul 12:00 WIB. "Pelaku terbang ke Batam melalui Bandara Halim Perdana Kusuma di Hari yang sama (hari pembunuhan Indria, red)," kata Bimantoro.
Sementara itu, senjata api yang digunakan pelaku untuk menembak istrinya hingga kini belum ditemukan. Pelaku masih plin-plan dalam memberikan keterangan ke polisi.
"Senjata apinya masih kita cari, belum ditemukan. Terkait senjata api jenis apa, kita juga masih dalami, masih kita selidiki," ujarnya.
Selain peluru, lanjut Bimantoro, pihaknya juga mengamankan rekaman CCTV selama pelaku berada di bandara Halim, 3 unit ponsel genggam, dan pakaian korban dan pelaku saat pembunuhan terjadi. (idh/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini