"Tim kemaren datang, dengan pihak KPK juga datang, ditanya masalah itu (sosok jenderal), dia juga nggak mau menyampaikan," kata Karo Penerangan Masyarakat Brigjen Rikwanto kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (5/9/2017).
"Kalau memang siapapun, termasuk saudara Novel, punya informasi tentang dugaan siapa pelakunya, lebih baik lagi disampaikan," lanjut Rikwanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan dugaan-dugaan saja, jangan merusak nama pihak lain yang tidak ada faktanya, tidak ada dasarnya tapi diaju-ajukan. Kita mau bersih, kita mau bagus, kita profesional. Kasihan masyarakat juga, jadi bingung. Kalau ada informasi bagus, apalagi itu faktual, disampaikan. Segera kita tangkap ya, kita nggak main-main," tegas Rikwanto.
Masih kata Rikwanto, sikap Novel yang membatasi informasi ke penyidik Polda Metro Jaya akan menyulitkan pengungkapan kasus penyiraman air keras.
"Berarti kan dia sendiri yang menyulitkan, kalau memang dia punya fakta soal itu, kalau ada keyakinan pelakunya siapa dan dia tahu, ya lebih cepat lebih baik kan," tuturnya.
Novel disiram air keras ketika hendak pulang ke rumahnya usai salat subuh di dekat kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April lalu. Akibat terkena air keras, mata Novel mengalami kerusakan sehingga harus menjalani perawatan dan rangkaian operasi mata di Singapura. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini