Hal itu diungkapkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir. Menurutnya, pemilihan lokasi aksi di Borobudur tidak tepat dan seolah candi tersebut simbol agama Budha saja, padahal di sana juga merupakan tempat wisata serta cagar budaya.
"Maka kita tidak setuju kalau aksi itu menganggap Borobudur misalnya dipahami sebagai simbol Budha," kata Tafsir kepada detikcom, Senin (4/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti malah rawan benturan dan tambah panas. Artinya bukan menciptakan suasana kondusif membangun nilai kemanusiaan malah terjadi semakin panas dengan seolah-olah benturan antaragama. Kalau ini terjadi jelas sangat berbahaya. Sekuat tenaga harus kita hindari karena sangat sensitif," tandasnya.
Tafsir juga menyayangkan dalam kabar yang tersebar lewat berbagai aplikasi pesan tentang soal aksi di Borobudur. Disebutkan juga organisasi sayap Muhammadiyah yaitu Pemuda Muhammadiyah dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah dari berbagai daerah akan ikut bergabung dalam aksi tersebut.
"Secara kelembagaan kita memang tidak melibatkan diri pada proses itu. Kita menyayangkan kalau nama Kokam, Pemuda Muhammadiyah kemudian tercantum dalam deretan aksi yang rencana dilakukan di Borobudur. Jadi kami selaku ketua PW Muhammadiyah Jateng menyayangkan dan itu tidak terjadi," tegasnya. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini