Sebanyak 29 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekar Meranti di Desa Anak Setatah, Kec Rangsang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, perlu berjuang supaya bisa sekolah. Mereka tersebar di 12 desa.
Baca Juga: Perjuangan Kepsek Jemput Siswa SLB Pakai Gerobak di Pelosok Riau
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau setiap hari membutuhkan tenaga ekstra serta dana bensin motor, Syafrizal tidak pernah berpikir akan merugi dari mengelola SLB itu. Dia harus menyisihkan uang saku dari pengepul karet dan pinang di kampungnya sendiri.
![]() |
Baca Juga: Kasihan, Siswa di Pelosok Riau Terpaksa Sekolah 3 Hari Sekali
"Ya pakai uang sendiri saja (untuk bensin). Yang penting mereka harus sekolah," kata Syafrizal.
Selain menjemput muridnya, setelah jam pulang sekolah pukul 12.00 WIB, kepala sekolah yang hanya tamatan SLTA ini juga harus mengantarkan kembali murid-muridnya ke rumah masing-masing. Waktu yang dibutuhkan untuk mengantar pulang lebih cepat ketimbang saat menjemput.
"Kalau mengantar pulang lebih cepat, karena siswa kan dari sekolah langsung kita antar serentak. Kalau menjemput itu bisa lama, kadang waktu saya datang, murid saya ada yang belum bersiap. Jadi harus menunggu dulu," katanya. (fay/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini