"Tak hanya 9,8 kali lebih kuat daripada uji coba nuklir yang digelar September tahun lalu, tapi ini juga yang paling kuat," sebut seorang pejabat pada Badan Meteorologi Korea yang enggan disebut namanya, kepada kantor berita Korea Selatan, Yonhap News Agency, dan dilansir AFP, Minggu (3/9/2017).
Uji coba nuklir kelima yang digelar September 2016, menghasilkan ledakan dengan kekuatan mencapai 10 kiloton, yang memicu gempa bumi 5,04 Skala Richter (SR). Sedangkan uji coba nuklir terbaru atau keenam Korut ini memicu dua gempa bumi berkekuatan 6,3 SR dan 4,6 SR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Jepang dan Korsel kompak memperkirakan uji coba nuklir terbaru Korut menghasilkan ledakan hingga 100 kiloton. Satu kiloton sama dengan 1.000 ton ledakan TNT.
Uji coba rudal terbaru Korut terjadi setelah rezim komunis itu mengklaim telah mengembangkan bom hidrogen yang bisa dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua (ICBM) miliknya. Klaim ini diragukan oleh banyak pihak. Namun seorang pakar nuklir menyebut, uji coba terbaru Korut pada Minggu (3/9) bisa jadi merupakan uji coba bom hidrogen.
"Kekuatannya 10 kali atau 20 kali lebih kuat dari (uji coba) sebelumnya. Skala itu berada pada level di mana semua pihak bisa menyebutnya sebagai uji coba bom hidrogen," sebut Kune Y Suh yang merupakan profesor teknik nuklir pada Seoul National University, seperti dilansir Reuters.
Belum ada pernyataan resmi dari Korut terkait hal ini. Otoritas Korut menyatakan akan memberikan pengumuman penting pada Minggu (3/9) siang waktu setempat. Diduga pengumuman ini terkait dengan dugaan uji coba nuklir.
(nvc/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini