Seperti dilansir AFP, Jumat (1/9/2017), Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, menyerukan rezim Korut untuk kembali pada opsi dialog demi meredakan ketegangan.
"Kita melihat Korea Utara yang tujuannya memiliki rudal yang mampu membawa senjata nuklir besok," ucap Le Drian kepada radio setempat, RTL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Selasa (29/8) pagi, Korut menembakkan sebuah rudal balistik jenis Hwasong-12 hingga melintasi wilayah Jepang. Peluncuran itu membuat Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa 'seluruh opsi' masih terbuka, yang merujuk pada aksi militer AS terhadap Korut.
Dewan Keamanan PBB mengecam keras peluncuran rudal terbaru Korut dan meminta negara terisolasi itu segera menghentikan program rudal dan nuklirnya. Pesawat pengebom dan jet tempur siluman AS ikut latihan perang di Korsel, yang bertujuan memamerkan kekuatan pada Korut.
"Kembali pada jalur perundingan," imbau Le Drian untuk Korut.
Mediasi tengah diupayakan oleh China dan Rusia, demi meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Upaya itu dilaporkan termasuk penghentian sementara uji coba rudal Korut dan latihan militer gabungan AS-Korsel yang selalu membuat geram Korut.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menegaskan krisis Korut hanya bisa diselesaikan melalui dialog langsung antara pihak-pihak terkait, tanpa prasyarat apapun. Putin menyebut, ancaman, tekanan dan penghinaan untuk Korut hanya mengarah pada jalan buntu.
(nvc/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini