Trump Kembali Bahas Tembok, Meksiko Ngotot Tak Akan Bayar

Trump Kembali Bahas Tembok, Meksiko Ngotot Tak Akan Bayar

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 28 Agu 2017 13:00 WIB
Perbatasan AS-Meksiko (REUTERS/Jose Luis Gonzalez/File Photo)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membahas soal tembok perbatasan dengan Meksiko. Pemerintah Meksiko pun ngotot tak akan membayar tembok itu.

"Dengan Meksiko menjadi salah satu negara dengan angka kejahatan tertinggi di dunia, kita harus memiliki TEMBOK itu. Meksiko akan membayarnya melalui penggantian pembayaran atau lainnya," tulis Trump melalui akun Twitter @realDonaldTrump seperti dilansir dilansir CNN, Senin (28/8/2017). Kicauan Trump itu disampaikan pada Minggu (27/8) pagi waktu setempat.


Kementerian Luar Negeri Meksiko segera menanggapi kicauan Trump itu. Meksiko menegaskan, pihaknya tidak akan pernah membayar tembok perbatasan maupun pembatas fisik lainnya di perbatasan kedua negara dalam situasi apapun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tekad ini bukan bagian dari strategi perundingan Meksiko, tapi prinsip kedaulatan dan martabat nasional," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Meksiko.

Pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko menjadi salah satu janji utama Trump semasa kampanye. Sejak resmi menjabat pada Januari lalu, Trump menyerukan Kongres AS untuk mengalokasikan anggaran untuk membangun tembok perbatasan dan Meksiko akan menggantinya.


Pemimpin Meksiko telah secara terang-terangan menolak untuk membayar tembok perbatasan itu.

Awal bulan ini, Trump mengancam akan menutup pemerintahan AS jika Kongres tidak juga mengalokasikan anggaran untuk membangun tembok perbatasan. Setidaknya akhir bulan September mendatang, pembahasan rencana anggaran harus mencapai kesepakatan agar pemerintahan AS tetap beroperasi normal.

Dalam pernyataan itu, Kementerian Luar Negeri juga menanggapi komentar Trump soal angka kejahatan yang tinggi di Meksiko. Mereka menyebut tingginya angkat kejahatan itu sebagai 'masalah bersama' bagi Meksiko dan AS, serta sebagian dipicu oleh tingginya permintaan narkotika asal Meksiko dari wilayah AS.

"Hanya dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip dasar seperti tanggung jawab bersama, kerja tim dan rasa saling percaya, kita bisa mengatasi tantangan ini," sebut Kementerian Luar Negeri Meksiko.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads