"Satu wafat di Jeddah, 77 di Mekah, dan 34 di Madinah," terang Kasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Daerah Kerja (Daker) Mekah Eko Dwi Irianto, Minggu (27/8/2017).
"Dari 112 jemaah yang wafat, tiga di antaranya adalah jemaah haji khusus atau PIHK," ujar Eko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemberangkatan jemaah haji dari Tanah Air berakhir hari ini. Jemaah kelompok terbang (kloter) 83 Embarkasi Surabaya (SUB 83) merupakan rombongan terakhir yang mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Minggu (27/8). Saat ini, seluruh jemaah yang berjumlah lebih dari 200 ribu sudah berada di Mekah dan bersiap mengikuti puncak haji pada 9 Zulhijah atau Kamis, 31 Agustus 2017.
Jemaah haji yang meninggal akan di-badalhaji-kan. Artinya ibadahnya diwakilkan. Hal ini ditangani Panitia Penyelenggara Ibadah Ibadah (PPIH).
Kepala Bidang Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi Endang Jumali menjelaskan jemaah haji yang wafat di embarkasi (Indonesia) dan Tanah Suci sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah akan di-badalhajikan. Tidak hanya jemaah wafat, jemaah yang sakit parah dan berdasarkan diagnosis medis tidak diharapkan kesembuhannya, juga akan di-badalhajikan.
"Juga (akan di-badalhajikan) bagi mereka yang berdasarkan medis didiagnosis mengalami gangguan jiwa," kata Endang.
Puncak haji akan berlangsung pada 9 Zulhijah atau Kamis, 31 Agustus 2017. Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Mekah, sebagai titik-titik ritual haji, telah siap. Tenda-tenda dengan fasilitas karpet dan penyejuk ruangan telah didirikan. Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Amirul Hajj mengecek kondisi tersebut pada Sabtu (26/8). Dia meminta jemaah haji mematuhi jadwal prosesi haji dan berharap pelaksanaan lancar. (try/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini