"Dimohon kepada masyarakat untuk membeli hewan-hewan kurban yang ada kalungnya, yang sudah diberi tanda sehat. Tentu ini tidak menyeluruh ke seluruh Provinsi Jawa Barat, tapi usahakan yang ada kalung sehatnya," ujar Aher, dalam keterangan tertulis dari Pemprov Jabar, Rabu (23/8/2017).
Aher mengatakan itu saat melepas 200 anggota Tim Pemeriksa Hewan Kurban Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 di Halaman Gedung Pakuan, Jl Otto Iskandardinata No 1, Kota Bandung, Selasa (22/8/17).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Syarat hewan kurban menurut fiqih Islam, sehat dalam arti tidak dikebiri. Sudah ompong gigi dua buah, telinga tidak buntung, mata sehat, dan berbadan sehat," kata Aher.
Saat ini kesehatan hewan tidak hanya bisa dicek secara lahiriah saja. Teknologi kedokteran khususnya kedokteran hewan saat ini bisa lebih jauh meneliti kesehatan hewan, sehingga bisa meningkatkan pengawasan kita terhadap kesehatan hewan khususnya untuk dikonsumsi manusia.
"Peran dari para dokter dan pemeriksa amat sangat penting untuk menjamin bahwa masyarakat Jawa Barat hanya mengkonsumsi hewan kurban yang sehat. Yang terpenting yakni menghindari penyakit yang berbahaya bagi manusia apabila dikonsumsi," ucap Aher.
Pada kesempatan ini, secara simbolis Aher menyerahkan alat pemeriksa hewan kepada Tim Pemeriksa Hewan Kurban dari Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, dan Tim Pemeriksa Kabupaten Bandung Barat. Total anggota tim yang bertugas dalam pemeriksaan mencapai 600-800 orang di seluruh Jawa Barat.
Anggota Tim Pemeriksa Hewan Kurban yang dilepas terdiri dari 50 orang petugas pemeriksa hewan kurban Provinsi Jawa Barat, 70 orang petugas Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi kesehatan hewan di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang, dan Kota Cimahi. Selain itu 15 orang anggota tim Perhimpunan Dokter Hewan Jabar 1, 60 orang mahasiswa PSKH Unpad beserta dosen, dan 5 orang dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
Selain itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan pihaknya juga melakukan pelatihan kepada masyarakat seperti petugas DKM. Pelatihan juga dilakukan oleh beberapa dinas terkait di kabupaten atau kota.
"Kemudian ada juga yang memang dilatih. Tahun ini ada 200 orang yang dilatih di balai tapi juga ada yang sudah dilatih. Misalnya di ITB karena mereka juga punya kegiatan seperti itu (penyembelihan hewan kurban). Ada juga di beberapa kabupaten atau kota yang sudah dilatih. Ada yang dari DKM, ada yang dari masjid-masjid, ada juga yang dari masyarakat, ada yang dari dokter hewan sendiri," jelas Dewi.
Pada kesempatan ini, Dewi juga meminta masyarakat harus berhati-hati terhadap penyakit hewan yang dapat menular pada manusia, seperti antraks.
"Kita tetap harus waspada terhadap penyakit-penyakit hewan yang menular pada manusia antara lain antraks dan Brucellosis. Kalau pada burung juga kan ada Afiani Fluensa tapi kan kita tidak pada burung. Termasuk juga Rabies tapi kan itu pada anjing, tapi ini adalah penyakit-penyakit hewan yang menular kepada manusia yang selalu kita pantau. Bagaimana kita memberikan kelayakan dan keamanan khusunya adalah bagi hewan qurban ini," papar Dewi.
Namun, secara umum Dewi menjelaskan kondisi kesehatan hewan qurban di Jawa Barat baik. Tidak ada penyakit menular yang harus dikhawatirkan setiap tahun dan pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar pun terus bekerja menjamin kesehatan hewan tersebut.
"Ditambah dengan selalu kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat, supaya membeli hewan-hewan kurban berlabel sehat," tambah Dewi.
Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan ketersediaan dan permintaan hewan kurban di Jawa Barat cukup tinggi. Karena tingginya permintaan hewan ternak ini maka banyak hewan yang didatangkan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan NTB. Hewan-hewan dari luar daerah Jabar nantinya akan diperiksa seperti dari Banjar, Gunung Sindur, dan Losari. Pemeriksaan dilakukan oleh tim pemeriksa hewan kurban dengan pengawasan sangat ketat.
Angka estimasi ketersediaan hewan kurban di Jawa Barat yakni 806 ribu ekor. Untuk hewan ternak 100 ribu ekor, sapi 115 ribu-116 ribu ekor, kerbau 3.200 ekor, ternak domba 600 ribu ekor, dan kambing 91 ribu-92 ribu ekor.
"Pasokan hewan kurban ada kenaikan, setiap tahun lima sampai sepuluh persen kenaikannya. Kita juga banyak dipasok oleh Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, dan sebagainya. Memang kalau jumlah populasi untuk domba di Jawa Barat populasi tertinggi di seluruh Indonesia. Jadi kalau ternak domba itu relatif dari Jawa Barat," pungkas Dewi.
(nwy/ega)