Pestisida di Balik Endemis Gondok di Sentra Pertanian Bawang Brebes

Pestisida di Balik Endemis Gondok di Sentra Pertanian Bawang Brebes

Imam Suripto - detikNews
Selasa, 22 Agu 2017 11:31 WIB
Anak-anak penderita gondok di Brebes. Foto: Imam Suripto
Brebes - Peneliti dari Universitas Diponergoro (Undip) Semarang, DR dr Rasipin, mengungkapkan penderita goiter atau gondok di Brebes meningkat tajam. Hasil penelitiannya menunjukkan kondisi ini bukan karena kekurangan iodium melainkan karena serapan pestisida ke tubuh.

"Ada korelasi yang signifikan antara penderita goiter (gondok) dengan paparan pestisida. Ini saya teliti sejak 2011, waktu itu untuk bahan tesis saya," ujar Rasipin saat berbincang dengan detikcom di Puskesmas Kalimati, Kecamatan Brebes, Brebes, Jawa Tengah, Selasa (22/8/2017).

Peneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr dr RasipinPeneliti dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr dr Rasipin Foto: Dok Pribadi
Penelitian Rasipin menyebutkan, di wilayah Puskesmas Kalimati, yang meliputi Desa Lembarawa, Krasak, Banjaranyar dan Kalimati, terdapat penderita gondok yang jumlahnya tidak sedikit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesimpulan pestisida menjadi penyebab merebaknya gondok karena Desa Dukuhlo dan Kalimati merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah. Penggunaan pestisida secara terus menerus menyebabkan lingkungan di sekitar lahan pertanian menjadi tercemar.

Pada tahun 2015, Rasipin meneliti anak-anak dari 13 SD di wilayah Puskesmas Kalimati. Hasilnya, tahun 2015 dari jumlah 170 anak yang diteliti, ada satu anak yang terkena gondok. Jumlah ini sama dengan 0,006 persen.

Berikutnya pada tahun 2016, dari 252 anak yang diteliti, tidak ada satupun yang terkena gondok. Kemudian pada tahun 2017, terjadi kenaikan jumlah kasus gondok yakni dari 676 anak yang diteliti, ditemukan 61 anak menderita gondok. Angka ini sama dengan 0,09 persen.

Wabah gondok yang menyerang sentra bawang merah ini juga pernah diteliti pada tahun 2015 lalu di wilayah berbeda. Penelitian ini juga mengungkap angka penderita gondok di wilayah pantura tepatnya di wilayah Puskesmas Kluwut Kecamatan Bulakamba. Sampel penelitian mengambil darah 50 anak kelas 5 SD Dukuhlo 1 Bulakamba. Dari hasil penelitian ini, 36 anak dinyatakan menderita penyakit gondok.

Data keseluruhan di Puskesmas Kluwut yang wilayahnya mencakup sejumlah desa di Bulakamba termasuk Desa Dukuhlo, rata-rata penderita gondok mencapai 32,17 persen pada tahun 2012, tahun 2013 naik menjadi 48,97 persen dan terus naik pada 2014 yakni 50,46 persen. Angka ini masuk dalam katagori endemis berat.

"Daerah bisa dikatakan sebagai endemis manakala penderitanya sudah mencapai 30 persen. Ini karena tidak ada penanganan dari pemerintah," kata Rasipin.

Rasipin menguraikan meski menderita gondok, rata-rata darah para penderita gondok memiliki kadar iodium normal. Merebaknya penyakit ini sesuai hasil penelitian disimpulkan bukan karena kekurangan iodium, melainkan akibat faktor lain.

"Saya putar otak, semula dikira karena kurangnya iodium, Namun ini ternyata normal. Berarti ada penyebab lain yang membuat anak-anak terkena gondok," tuturnya.

Setelah ia memeriksa kadar kolinesterase pada tubuh anak, diketahui kadarnya turun hingga anak-anak ini terkena gondok. Kadar kolinesterasi ini menjadi turun karena adanya residu pestisida yang diserap tubuh. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads